Kehidupan kota yang berat membuat banyak masyarakat yang lelah dan tertekan, baik secara fisik atau mental. Akibatnya, produktivitas orang-orang menurun. Hal ini membuat masyarakat perlahan-lahan sadar akan pentingnya desain sebuah ruang yang baik yang dapat meningkatkan produktivitas. Salah satunya adalah dengan mendekatkan diri dengan alam, seperti dengan menerapkan biophilic design. Lalu, apa itu biophilic design?
Biophilic design berasal dari kata biophilia dan design. Biophilia sendiri terdiri atas 2 kata dalam bahasa Yunani: bio yang berarti hidup dan philia yang berarti cinta. Jika digabungkan, maka akan muncul arti kecintaan akan hidup. Biophilia juga dapat disebut sebuah kecenderungan atau bawaan alami manusia sebagai makhluk hidup untuk menyukai alam atau kejadian-kejadian yang terjadi di alam.Â
Dengan begitu, biophilic design dapat diartikan sebagai penerapan dari biophilia di dalam desain, yaitu sebuah desain yang menyatukan atau mendekatkan manusia dengan alam atau kejadian-kejadian yang terjadi di dalamnya.Â
Seperti yang disebutkan sebelumnya, biophilic design dapat memberikan dampak bagi kesehatan, seperti meningkatkan kemampuan kognitif, mengurangi stress, dan mengontrol suasana hati dan emosi. Tujuan penerapan biophilia dalam desain, terutama dalam arsitektur dan interior, adalah untuk menciptakan sebuah ruang yang dapat menyatukan manusia dengan alam.Â
Dengan demikian, ruang yang tercipta tersebut dapat menjadi ruang yang inspiratif, restoratif, dan sehat untuk manusia secara fisik dan mental.
Melihat dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan jika biophilic design bukan sekedar meletakkan tanaman di dalam ruangan. Biophilic design berbicara mengenai bagaimana caranya kita sebagai manusia untuk dapat kembali terhubung dengan alam.Â
Menurut Terrapin (2014), ada sebanyak 14 patra yang terbagi dalam 3 kategori mengenai bagaimana caranya menghubungkan antara manusia dengan alam, yaitu: Nature in Space, Natural Analogues, dan Nature of the Space.
Nature in Space berbicara mengenai adanya keberadaan alam secara langsung melalui bentuk fisik di dalam sebuah ruang. Alam yang dimaksud sendiri dapat berupa makhluk hidup seperti tanaman atau hewan atau benda mati seperti air, angin, dan cahaya matahari. Keberadaan alam ini yang kemudian harus dapat dirasakan oleh panca indra manusia baru dapat disebut menerapkan biophilic design.Â
Ruang-ruang yang memenuhi kategori ini adalah ruang-ruang yang menyediakan kesempatan dari panca indra manusia untuk merasakan alam tersebut. Manusia harus dapat melihat, mendengar, menyentuh, merasakan atau mencium unsur alam tersebut.Â