Cina merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah terpanjang di dunia, dengan dinasti pertama yang telah didirikan sejak 2070 SM. Adanya sejarah yang dapat ditarik hingga ribuan tahun sebelum masehi ini menghasilkan sebuah budaya yang sangat mengakar pada berbagai aspek kehidupan masyarakat disana. Beragamnya budaya ini memiliki pengaruh yang pasti pada arsitektur dan interior bangunan-bangunan Cina atau Tionghoa. Berikut adalah beberapa konsep yang mempengaruhi desain bangunan-bangunan Tionghoa.
Dualism
Yin dan Yang (阴阳) merupakan sebuah paham kuno masyarakat Tionghoa, yang dimana mereka mempercayai jika di alam akan terus ada sebuah irama yang saling berlawanan. Jika terdapat pagi hari, maka akan ada malam hari, jika ada musim kering, maka akan ada musim hujan, dan seterusnya (Kustedja & Salura, 2012). Walaupun saling berlawanan, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Sebab, dengan adanya kedua hal yang saling berlawanan ini maka terbentuk suatu kesatuan/ keharmonisan.
Salah satu contoh penerapan dari konsep ini adalah mengenai estetika ruang kosong. Menurut pandangan masyarakat Tionghoa, sebuah ruangan tidaklah baik untuk diisi dengan maksimal, seperti dengan beragam perabot atau barang-barang lainnya. Dalam sebuah ruangan juga diperlukan area-area yang sengaja dikosongkan. Akan lebih baik lagi jika sebuah ruangan hanya diisi dengan barang-barang yang memang diperlukan saja, tanpa terlalu melebih-lebihkannya.
Balance & Unity
Konsep selanjutnya adalah mengenai penekanan pada keseimbangan dan kesatuan yang holistik. Menurut masyarakat Tionghoa, sebuah bangunan tidak selalu harus memiliki sebuah vocal point atau titik pusat yang menjadi pemancing perhatian pada sebuah ruangan. Hal ini dikarenakan bagi mereka yang terpenting dalam sebuah bangunan berdasarkan konsep ini adalah tiap-tiap bagiannya saling membentuk sebuah kesatuan. Tidak ada yang terlalu mencolok sehingga menutupi bagian yang lainnya.
Salah satu contoh penerapan konsep ini ada pada bentuk-bentuk bangunan atau interior yang simetri. Maksudnya adalah jika pada sebuah bangunan atau ruang ditarik sebuah garis lurus tepat ditengah-tengahnya, maka antara bagian kiri dan kanan bangunan atau ruang itu akan terlihat sama persis atau mirip.
Penekanan Pada Man-and-Nature
Sebuah bangunan, bagi orang-orang Tionghoa, memiliki fungsi untuk menyatukan manusia dengan lingkungan alam disekitarnya, seperti bagaimana manusia berinteraksi dengan alam. Hal ini dikarenakan menurut pandangan orang-orang Tionghoa, manusia adalah suatu kesatuan dengan alam, atau dapat juga dibilang manusia hanyalah bagian kecil dari alam. Alam, bagi mereka, merupakan sumber dari inspirasi atau ide. Alam juga dipandang sebagai sumber dari esensi kehidupan bagi manusia.
Salah satu contoh penerapan konsep ini pada desain dapat terlihat pada penggunaan jendela. Fungsi jendela di bangunan Tionghoa ini berfungsi sebagai penyambung atau menghubungkan interior dengan lingkungan di luar bangunan. Jendela seakan-akan dimanfaatkan untuk menjadi sebuah ‘pigura’ yang memajang gambar, dimana gambar ini berupa pemandangan lingkungan yang ada di luar bangunan.