dalam setiap hembusan nafas, dalam tiap tetesan aliran darah, dalam setiap denyut nadi, dalam setiap ayunan langkah, dalam setiap gerakan jari, dalam setiap gerak badan.
Dalam setiap detak jantung,Kaum yang bernama perempuan selalu menjadi sorotan tajam, mata penilai yang setia setiap waktu untuk menggerakkan bibirnya mengungkapkan kebaikan dan keburukan.
Seolah tiada tempat yang layak untuknya, meski pengorbanannya segenap jiwa raga.Â
Tiada harap untuk dipuji, tak jua harap tuk dicaci maki, semua bersandar pada takdir yang tak mungkin dipungkiri.
Tak seorangpun berhak mengatai apa yang sudah menjadi ketetapan ilahi, namun kebanyakan mereka tak pernah mengerti.Â
Diam ku disalahkan, gerakku pun sama, perlawanan ku adalah pemberontakan, diam ku adalah puncak kemarahan.Â
Ketika tak ada lagi yang tersisa kecuali cinta yang terpendam dalam diam, namun begitulah jalan yang harus dilalui, penuh onak dan duri, namun tak apa, beginilah takdir yang memang seharusnya berjalan.
Namun yang pasti, cinta ini tetaplah sama, meski waktu telah mengasah nya dengan tidak sedikit.Â
Cinta ini terus berkobar dan membara untukmu yang bernama keluarga.
#021021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H