Baru ...
Biarlah aku kembali dengan wajah baru tanpa sendu, biarlah terlihat lugu, aku padamu, penuh cinta yang terpatri dalam kalbu, tak tertandingi rasa yang ada dalam sanubariÂ
Memeluk erat dalam dingin yang tak terselimuti, karena aku masih saja sendiri, sendiri menarikan jemari menggantikan pena dan tintaÂ
Biarkan, biarkan saja jemari baru ini, mengembara entah kemana menuruti rasa, agar kerinduannya terobati dengan segenap jiwa ragaÂ
Baru...
Walau deru roda bersuara menghiasi sepinya malam dan dingin yang mendera, biarlah jemari ini, sekali lagi menggantikan pena jua tintaÂ
Menggantikan mimpi yang tak jua mau menghampiri, menemani malam yang sunyiÂ
Detik jarum jam, seolah menjadi alunan musik yang tetap setia, karena hanya ia yang menemaniku saat iniÂ
Ketika semua telah terlelap dalam mimpi, sekali lagi jemariku ingin menari, menari dengan penuh cinta, setelah sekian lama tak bersua dengan indahnya kataÂ
Biarkan, biarkan saja ku nikmati malam yang indah ini, dengan penuh kasih, menuliskan kisah yang penuh cinta dan asaÂ
Inilah malam ku, malam yang memelukku erat, se erat pelukan kasih bundaÂ