Mohon tunggu...
L Tri WiJaya
L Tri WiJaya Mohon Tunggu... Dosen dan Peneliti Muda -

Ph.D Student National Central University, Taiwan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia: Salah Satu Negara Muslim dan Sampah Plastik Terbesar di Dunia

6 Maret 2016   13:36 Diperbarui: 7 Maret 2016   09:39 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sampah Plastik di Lautan Indonesia"][/caption]Indonesia adalah merupakan salah satu Negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia. Walaupun sekitar 88 persen penduduknya yang beragama islam, akan tetapi Indonesia bukanlah Negara islam, melainkan salah satu negara demokrasi nomer 3 terbesar di dunia. Umat muslim di Indonesia di kenal dengan mempunyai sifat yang toleran dan moderat.

Sebagai warga negara muslim tentunya sudah sering mendengar ungka[an "Kebersihan Sebagian Dari Iman", ungkapan tersebut tentu sangat baik karena didukung sebuah hadits yang menurut Imam Suyuthi, yakni sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya Allah Taala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi."(HR. Tirmidzi) (Lihat Imam As-Suyuthi,Al-Jami Ash-Shaghir, I/70; Muhammad Faiz Almath,1100 Hadits Terpilih.

Hadits di atas menunjukkan bahwa kebersihan (an-nazhafah) merupakan sesuatu yang dicintai Allah SWT. Maka dari itu ungkapan " Kebersihan Sebagian Dari Iman" kami katakan sebagai ungkapan yang baik atau Islami karena ada dasarnya dalam Islam yaitu hadits riwayat Tirmidzi di atas. Ungkapan itu dapat diberi arti, bahwa menjaga kebersihan segala sesuatu merupakan bukti atau buah keimanan seorang muslim, karena dia telah beriman bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Mahabersih (nazhiif).

Namun sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tidak membuatnya serta merta menjalankan semua ajaran sesuai Al-qur’an dan hadist. Salah satu contoh hadist yang telah dijelaskan di atas merupakan salah satu kasus nyata yang saat ini mulai membelenggu kehidupan umat manusia dan alam Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia. Sebuah fenomena yang kontradiksi.

Sampah plastik yang disumbang Indonesia sebanyak 187,2 juta ton. "Nilai ini hanya satu peringkat di bawah Cina, yang total sampahnya 262,9 juta ton," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tuti Hendrawati Mintarsih di Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.

 Menurut Tuti, jika saat ini tidak ada intervensi dalam pengelolaan sampah, pada 2020, diperkirakan jumlah plastik akan sama dengan jumlah ikan di laut. Bahkan sampah itu dapat menutupi permukaan seluruh Kota Bandung.

 Karena itu, ujar Tuti, Indonesia perlu meningkatkan penelitian dan teknologi untuk mengurai sampah plastik. Antara lain mendorong pembuatan plastik yang mudah terurai. Sebab, plastik yang saat ini beredar di pasar baru dapat terurai dalam waktu lama.

Dan beberapa waktu lalu sejumlah kota di Indonesia sudah menerapkan program plastik belanja berbayar. Kebijakan itu dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. Di dalam aturan itu, disepakati kantong plastik berbayar Rp 200 sudah ter masuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kebijakan plastik ber bayar ini masih melalui tahap sosialisasi di 23 kabupaten kota.

Permasalahan kebersihan dan pembuangan sampah, bukan hanya masalah pemerintah sebagai regulator dan pelaksana. Tapi lebih kepada perilaku individu manusia bagaimana menciptakan pola pikir dan pola sikap ramah lingkungan.

Walau sebesar apapun harga yang dibebankan pada masyarakat jika pola sikap dan pola pikir masyarakat masih saja, konsumtif, mengedepankan gengsi dan semau gue sendiri maka tidak akan pernah tercapai kehidupan masyarakat yang ramah lingkungan.

Malu rasanya sebagai warga muslim terbesar di dunia, namun kalah dengan perilaku masyarakat Switzerland. Negara yang indah didominasi warga Nasrani dan Yahudi ini terkenal dengan coklat dan jam tangan ternyata dinobatkan sebagai negara dengan indeks kebersihan yang paling tinggi menurut EPI atau Environmental Performance Index pada tahun 2014. Dengan indeks kebersihan mencapai 87,67 negara ini menduduki peringkat pertama sebagai negara terbersih. Dengan kontur negara yang sangat indah didukung dengan kebersihan yang baik, serta berbagai fasilitas penungjang kesehatan yang sangat diperhatikan membuat harapan hidup dari negara ini juga cukup tinggi , yakni hingga 81 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun