Hiruk pikuk pelanggaran HAM kasus penculikan dan kerusuhan Mei 1998, terutama mengenai 13 aktivis yang sampai sekarang tidak diketahui rimbanya, pelan namun pasti mulai menunjukan titik terang, informasi-informasi baru sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Wiranto yang selama ini cukup gencar memposisikan Prabowo sebagai pihak yang bersalah dalam masalah kasus penculikan, akan bersiap-siap mendapatkan kick back dari manuvernya sendiri, terlebih ketika sekelompok mahasiswa menyerahkan notulensi rapat terbatas yang dilakukan mantan Panglima ABRI, Wiranto, pada 17 Juli 1998, kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Senin (23/6).
"Seperti diberitakan di media, bukti-bukti menunjukkan Wiranto memberi perintah untuk menjalankan "Operasi Kuningan" terhadap 13 aktivis yang saat itu masih dalam pengendalian Pangkoops Jaya. Seperti disebutkan dalam butir terakhir notulensi rapat yang dicatat oleh Sekpri Pangab tersebut, Wiranto memerintahkan agar membumihanguskan 13 aktivis tersebut," ujar Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman.
Rentetan kasus inipun sebenarnya terkait dengan kasus meninggalnya aktivis KontraS, Munir, yang sebelum terbunuh diracun memberikan sebuah pernyataan bahwa Prabowo tidak bersalah dalam pelanggaran HAM yang tentunya akan mengarahkan mata ke Jenderal-Jenderal lainnya kala itu, Wiranto sebagai Panglima ABRI tentunya menjadi sasaran tembak pertama.
Komplit sudah isu-isu yang mendera Wiranto, setelah menjadi buronan internasional kasus pelanggaran HAM di Timor-Timur, sekarang akan bertambah titel baru sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan Mei 1998 dan penculikan (mungkin juga pembunuhan) 13 aktivis pro-demokrasi (Wiji Thukul salah satunya).
Tentunya ini adalah sebuah berita yang menggembirakan bagi kita semua, merupakan sebuah kemenangan dalam iklim demokrasi, dan juga tonggak bersejarah dalam perjuangan reformasi di Indonesia. Ketika kebenaran akan muncul dengan sendirinya walaupun dikubur sedalam mungkin.
Tagline "yang baik akan berkumpul dengan yang baik, dan yang buruk akan berkumpul dengan yang buruk" bisa jadi terbukti atau juga tidak, namun setidaknya yang dapat kita ambil pelajarannya adalah sehebat-hebatnya rencana manusia, rencana maha penguasa akan jauh lebih hebat. Menurut pendapat saya pribadi, kubu Jokowi-JK sebaiknya mengambil jarak dari sosok Wiranto ini daripada menjadi beban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H