Mohon tunggu...
Elite Rev.
Elite Rev. Mohon Tunggu... -

Teriakan Hati Kecil Yang Terdalam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Menang Pamor dari Jokowi

30 November 2013   09:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti umum dikatakan, pengguna tekhnologi Internet di Indonesia termasuk kelompok orang-orang tertentu yang cenderung dikategorikan sebagai orang-orang yang cerdas, berpendidikan, objektif, walaupun tidak sedikit pula yang tidak seperti demikian. Mendekati PEMILU 2014, gaung pertarungan semakin keras, beragam prediksi baik formal berupa analisis dan survei berbagai pihak, tidak ketinggalan yang non formal berupa terawangan dan tebak-tebak manggis sebagai pelengkapnya. Saya mencoba memberikan sedikit pandangan terkait "pamor", seperti banyak ulasan maupun hasil survei yang dikeluarkan selama ini menempatkan Jokowi selalu memuncaki sebagai nama yang keluar sebagai kandidat terkuat jauh meninggalkan calon presiden lainnya. Namun dari semua hasil tersebut, ada sedikit yang mengganjal di pikiran saya, karena bila melihat hasil yang dikeluarkan koq ada sesuatu yang kontradiktif dengan keadaan (terutama online) dari masing-masing calon Presiden. Kontradiksi yang ada akan saya sajikan melalui fakta-fakta berikut ini: Sumber Facebook

13857287331443594458
13857287331443594458
Gambar: Doc.Facebook

Terlihat dari fakta diatas, sebenarnya menjadi fenomena dan pertanyaan saya adalah? Hasil survei dengan sampel yang hanya ribu-ribuan apakah benar-benar menggunakan metode sampling yang objektif? Anggaplah metode samplingnya objektif: Apakah sampel yang hanya ribuan dapat mewakili 185jt pemilih? Bukankah penelitian ilmiah terdapat jumlah prosentase tertentu yang dapat mewakili populasi dan biasanya digunakan 5-10% yang artinya harus menggunakan sampel sebanyak 10-20jt orang. Anggaplah jumlah sampelnya sudah mencukupi: Apakah sampel yang dipilih, adalah sampel yang dipilih dari kantong-kantong suara tertentu atau tidak? Yang artinya membutuhkan tes reliabilitas dan validitas atas metode samplingnya oleh pihak yang independen dan/atau dari perwakilan masing-masing subjek yang menjadi subjek penelitiannya. Sangat jelas angka diatas menunjukan sesuatu, dari facebook berafiliasi terhadap Prabowo berada di peringkat pertama dengan pengikut 3jt+ mengungguli facebook berafiliasi terhadap Jokowi, dan hal ini menjadi fenomena sendiri terkait pamor masing-masing sosok. Soal interaksi dengan rakyat saya pikir Prabowo justru lebih unggul dari Jokowi, karena Prabowo jauh lebih sering berinteraksi ke beberapa wilayah di Indonesia, sebaliknya Jokowi hanya berinteraksi di DKI Jakarta dan sekali-kali ke daerah, sehingga aneh kalau dikatakan Jokowi lebih dekat dengan seluruh rakyat Indonesia, lebih tepatnya rakyat daerah mana dan berapa banyak? Mungkin Jokowi sekali-sekali coba ke Aceh atau Papua, atmosfirnya akan berbeda dengan sambutan ketika Prabowo berkunjung kesana, bisa jadi Jokowi hanya dielu-elukan oleh kader PDIP setempat. Masalah kesiapan program seandainya maju sebagai capres, Prabowo pun jauh meninggalkan tidak hanya Jokowi mungkin capres-capres lainnya, dengan dukungan professional dan pemikir kemudian mengeluarkan 6 program yang sangat komprehensif, sebaliknya saya masih bertanya-tanya, kalau Jokowi jadi capres nanti dia mau melakukan apa? Blusukan lagi? Apakah mungkin pendukung Jokowi memang tidak terlihat besar di dunia online dengan kata lain dapat diartikan mungkin mereka adalah rakyat yang masih gaptek dan tidak memiliki akses, bila itu alasannya saya malah lebih khawatir karena pemimpin kita menjadi sebuah produk media dari pemilih yang diarahkan dan di doktrin oleh media dan lembaga survei. Sampai pada titik ini, saya bisa jadi sependapat bahwa sebenarnya terdapat pemberitakan seolah-olah pendukung Jokowi berjumlah besar padahal sebenarnya tidak, dan apabila ternyata itu benar, menjadi pertanyaannya adalah kenapa Jokowi dipaksakan seolah-olah besar, padahal faktanya tidak, ada apa dibalik ini? Mungkin saya salah. Entahlah, yang pasti angka diatas menunjukan fenomena kontradiktif, Prabowo jauh memenangkan pamor dari Jokowi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun