Mohon tunggu...
Arif El-Syironjie
Arif El-Syironjie Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya sejak SD senang menulis puisi-puisi, kemudian ketika duduk di SMA saya mulai menyukai menulis cerpen dan sajak, bagi saya sastra adalah media paling tepat dalam menuangkan pikiran, karena dengan menulis saya lebih bebas bercerita dan berkhayal serta berekspresi. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan S1 di Desain Produk, ITB.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Val 'n Tine, Surat Val untuk Tine

14 Februari 2014   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="Valentine"][/caption] Biar aku hanya sebuah nama yang tertulis dalam sebuah catatan usang, hanya diam dalam gelap, memandang senyumnya dari kejauhan. Mungkin aku hanya sebuah batu sandaran kala lelah menerpa. Jika pun itu adalah benar adanya, hanya harap terucap dalam gelap. Biar aku ingin akan setia udara pada bumi, meski tak terlihat adanya, namun buatnya hidup dalam hijau keindahan. Tak seperti matahari, yang hanya memeluk dan mendekap bumi kala siang, setelah jingga di senja, ia pun hidup dalam ego, terlelap dalam dekap malam. Apa lagi dengan bulan, kasihnya pun ia pinjam pada gemintang. Bukan harapku untuk menjadi beo, yang berucap tanpa makna, atau bahkan tak tahu akan makna. Jika hari ini aku mampu berdiri dan teriakkan cinta pada atmosfer, kan ku lakukan. Jika pun aku harus terbang dengan sayap yang patah dan berteriak terbata dalam pedih luka atas duri mawar yang salah ku genggam. Aku hanya ingin menjadi Muhammad untuk Khodijah, Ali untuk Fatimah, atau ingin jadi Yusuf untuk Zulaikha, yang tak pandang hari untuk setia, tak terlebih dahulu memandang deret angka pada kalender untuk kirimkan sederet kotak hitam manis untuk ucapan cinta, berbalut sutra merah muda dengan tali pita merah darah pengikat surat dengan deret kata indah yang tertata. Tak ingin seperti sebuah makna dari dua nama yang terpaut sebuah kata, Val and Tine, yang dikata mereka, hari untuk layar ikatan dua kata cinta yang dipaut hati dalam dusta. Biar mereka satukan makna nama kita untuk satu hari saja, seterusnya, terserahlah. Yang pasti aku minta, hari itu tetap ada, tak berlangsung untuk satu hari saja, seperti oksigen, untuk esok, lusa, dan seterusnya, selayak nama kita berdua yang tetap ada terpatri dalam jiwa, tak pandang deretan hari yang garis lurus dengan barisan angka dalam lembaran kertas di permukaan dinding putih. Pernah diterbitkan di facebook, pada tanggal 13 Februari 2013 Catatan sebenarnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun