Mohon tunggu...
Elsye Fransiska
Elsye Fransiska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Jadilah bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Ketidakharmonisan Keluarga terhadap Kesehatan Mental Anak

8 Oktober 2023   20:33 Diperbarui: 8 Oktober 2023   20:34 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Keluarga adalah tempat terbaik bagi tumbuh kembangnya seorang anak, sehingga anak tersebut mampu menjadi individu yang bahagia. Keluarga sebagai tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam setiap kehidupan manusia. Dalam hal ini keluarga terutama orang tua memiliki peran yang cukup penting dalam tumbuh kembang anak termasuk pada perkembangan mentalnya.


Namun bagaimana jika keluarga yang seharusnya menjadi tempat  pertama bagi anak untuk belajar tidak mendapatkan keharmonisan dan kenyamanan yang layak. Maka hal itu tentu akan menjadi dampak bagi kesehatan mental yang juga berpengaruh pada sikap dan kepribadian anak.


Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa ketidakharmonisan keluarga akan berpengaruh pada kesehatan mental anak. Nyatanya, sebagian besar gangguan mental yang anak alami berasal dari lingkungan keluarga yang tidak harmonis. Contohnya seperti apabila orang tua beradu argumen dengan amarah di depan anak, melakukan tindakan kekerasan, kurangnya komunikasi yang terjalin, hingga terjadinya penceraian. Keharmonisan dalam keluarga berhubungan signifikan dengan tingkat stres pada anak.


Ketidakharmonisan keluarga adalah situasi yang ada atau di alami oleh suatu keluarga dikarenakan tidak berjalannya peran dan fungsi di dalam keluarga dengan semestinya yang dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan yang dampaknya dirasakan oleh setiap anggota keluarga khususnya adalah anak yang disebabkan  karena perselingkuhan, perceraian, konflik, masalah ekonomi dan komunikasi pada keluarga tersebut.


Adapun faktor penyebab ketidakharmonisan dalam keluarga terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kecurigaan yang berlebihan, tidak adanya rasa saling percaya, rasa egois yang besar, banyak mementingkan diri sendiri, selalu ingin berkuasa, merasa dirinya paling benar, mengabaikan tata krama dan tidak adanya sikap saling menyayangi dan menghargai antar sesama anggota keluarga. Sedangkan faktor eksternalnya adalah pertama faktor keluarga yang tidak mau menerima nasehat, menghormati keputusan, dan menghargai pendapat. Kedua faktor masyarakat yang tidak mau menaati peraturan, berpandangan sempit, kurangnya rasa peduli, dan tidak supel dalam pergaulan masyarakat.


Sedangkan dampak dari keluarga yang tidak harmonis terhadap sikap dan kepribadian anak antara lain, pertama-tama sikap anak akan menjadi suram. Ketika anak cenderung murung, ia sering kali menjadi pendiam dan juga menyimpan emosinya sendiri serta menutup diri dari orang lain. Para psikolog juga percaya bahwa ketika anak memendam emosi dan menutup diri dari orang lain, maka pikirannya akan menjadi stres.


Kedua, jika orang tua melakukan tindakan kekerasan di depan anaknya, maka akan berdampak secara psikologis dan mempengaruhi psikis anak. Anak akan memiliki sikap yang kasar dan mempengaruhi psikologi anak. Anak akan memiliki sikap yang sulit diatur dan kasar, cenderung egois dan sulit mengendalikan emosinya.


Kemudian dampak yang ketiga adalah ketika keadaan keluarga sangat kacau, hal terburuk yang terjadi adalah anak menjadi depresi dan trauma. Ketika seorang anak mengalami depresi, mereka mungkin melakukan hal-hal berbahaya seperti melarikan diri dari rumah, melukai diri sendiri, atau bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena depresi berat yang dideritanya. Lalu, jika seorang anak mengalami trauma, maka akan berdampak pada masa depannya. Misalnya saja seorang anak tidak mau menikah lagi karena ia takut jika mempunyai keluarga yang tidak harmonis seperti dirinya, ia akan sulit mempercayai orang lain. Skenario terburuknya adalah anak takut berinteraksi dengan orang lain.


Namun dampak ketidakharmonisan keluarga terhadap perkembangan kehidupan anak tidak sepenuhnya mengarah pada hal negatif, tergantung bagaimana semua pihak menanggapi, baik pihak ayah, ibu maupun si anak sendiri. Setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda, sehingga akan berbeda pula cara pandang dan menyikapi suatu permasalahan, ada yang ketika ada masalah berusaha menyikapinya dengan tenang, berusaha tetap bersikap baik dan menerima apa adanya dan ada juga yang ketika ada masalah berusaha untuk mencari pelarian dan kebahagiaan di tempat lain.


Dampak yang ditimbulkan dari ketidakharmonisan keluarga ada beragam, sebagian besar  memang memiliki dampak yang negatif seperti menjadi seorang yang malas dan minder sehingga mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab namun ada juga yang menimbulkan dampak positif seperti menjadikan  kepribadian seseorang menjadi sabar, kuat, mandiri, pantang menyerah dan memiliki kedewasaan dalam bersikap sehingga menjadikan sang anak sukses tergantung bagaimana sudut pandang orang menilainya.


Kesimpulannya adalah keharmonisan keluarga mempengaruhi kesehatan mental anak. Keluarga seharusnya menjadi tempat pulang yang paling nyaman untuk anak. Namun apabila keluarga tersebut rusak, maka kesehatan mental anak juga akan terganggu. Oleh karena itu, para orang tua harus memperhatikan dan siap untuk memberikan rumah yang nyaman untuk kehidupan anaknya. Di mana dalam keluarga tersebut harus saling menyanyangi, sering berkomunikasi, saling terbuka dan menjauhi konflik supaya terciptanya keluarga yang harmonis dan terciptanya kesejahteraan jasmani dan rohani. Dampak keluarga yang tidak harmonis tidak sepenuhnya mengarah pada hal negatif seperti sang anak minder, tidak percaya diri, stres, tidaak bertanggung jawab, tapi ada juga yang tetap mengarah pada hal yang positif seperti pribadi yang kuat dan pantang menyerah, tergantung cara pandang setiap individunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun