Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial, namun dengan bertambahnya pengetahuan dan teknologi manusia berkembang tidak hanya berfikir sosial kemasyarakatan saja namun juga lebih banyak hal lain lagi: politik, ekonomi, kekuasaan, jabatan, kekayaan dan hedonisme, dan segala bentuk kehawanafsuan lainnya, bahkan kememakan-makanan sesama manusia pun juga dilakukan.
Sebagai mahluk sosial seharusnya manusia menomorsatukan kemakmuran, ketentraman, dab keadilan nasional. Bukan malah saling mendholimi satu sama lain. Â Apa lagi saling bunuh-membunuh dan memakan bangkai sesama.
Di era saat ini, era serba penuh keterbalikan dan keunafikan, 90% manusia sudah tidak jadi manusia lagi.
Manusia berubah menjadi lebih rendah dari ayam, bahkan anjing.
Serendah-rendahnya ayam tidak ada ayam jantan yang lesbiyan, tidak ada ayam makan ayam. Kehidupan ayam serba kesederhanaan, serba keikhlasan dan kesabaran.
Anjing pun juga. Walau pun anjing pemakan bangkai namun serendah-rendahnya anjing tak ada anjing memakan bangkai sesamanya. Bahkan anjing tahu mana yang harus dimakan, mana yang harus dijaga.
***
Pseudo-Modernisasi, Pseudo-Globalisasi
Peradaban superior pasti ingin berkuasa. Itulah yang terjadi.
Dunia di suguhi segala bentuk kecanggihan teknologi yang maha luarbiasa. Dan setiap negara wajib, dan mau tidak mau harus menggunakannya. Bahkan rakyatnya pun juga.
Modernisasi yang bukan benar-benar  modernisasi. Globalisasi yang bukan benar-benar globalisasi. Suguhan-suguhan yang mereka berikan seakan-akan memilki nilai peradaban yang tinggi namun secara nilai malah menghancurkan segala bentuk kearifan budaya lokal, merusak peradaban asli suatu negara.
Globalisasi yang dirasakan manusia sebenarnya berarti Pemerkosaan Internasional yang sudah tidak bisa kita hindari. Maka mau tidak mau kita harus menerima pemerkosaan itu dan menikmatinya.