Ada apa dengan DIBALIK TOPENG-TOPENG PEMERINTAH RIAU ?Â
Ribuan mahasiswa gabungan badan eksekutif mahasiswa (BEM) yang terjadi di gedung DPRD di Provinsi Riau dijalan sudirman tangga l5 maret 2018 pukul 16.00 sore. Dalam aksi demo tersebut ada beberapa titk lokasi demoterebut diantaranya gedung DPRD Provinsi Riau, SPBU jembatan Siak l, Gedung pustaka wiilayah dijalan Cut Nyak Dien, PT, CPI, dan dikantor gubernur Riau dan Kejati Riau.
Dengan demikian yang sekarang tejadi pada daerah provinsi riau yang melakukan aksi unjuk rasa (demo) yang dilakukan di dipen gedung DPRD Riau, berbagai kalangan universitas yang ada di Riau dan bergabung menjadi satu untuk melakukan protes besar terhadap pemerintah yang melakukan kenaikan harga BBM, pada dasarnya daerah Riau menghasilkan minyak yang terbanyak di indonesia dan harga BBM yang di Riau saat ini apalagi pertalite harga nya naik menjadi + RP 9000.000 per liter.Â
Pada kenyataannya harga BBM didaerah indonesia itu sekitar + RP 7.500.000 per liter. Dalam aksi tersebut diperkirakan adan 600 mahasiswa yang diantara nya mahasiwa yang diutus berbagai kalangan univesitas, masing-masing unviersitas memutuskan 4 orang untuk melakukan aksi demostrasi tersebut. Dan disebarkan berbagai lokasi yang sudah ditentukan atau direncanakan. Titik kumpul para mahasiswa tersebut di tempat di asrama haji jalan mekarsari Rumbai.
Dalam aksi rencan tersebut para aparat melakukan rapat untuk menghentikan aksi tersebut dan kegiatan rapat ini dihadiri oleh : TNI, KODIM, DENPOM, SAT BRIMOBDA POLDA RIAU, Â DISHUB, SAT POL PP, DIR RESKRIMUM, INTEL KAM, DIT LANTAS, DIT PAM OBVIT, DIT SABHARA, POLDA RIAU, PARA Penjabat utama dan KAPOLSEK jajaran Polresta Pekanbaru Provinsi Riau.
Polersta Pekanbaru diturunkan +380 personil untuk keamanan. Namun ditambah lagi personil TNI Polda Riau, DISHUB dan total keseluruhan personil anggota adalah + 800 orang. Sementara itu Kasubbag Humas Polresta Pekanbaru Iptu Polius Hendriawan mengatakan, aparat akan melakukan pengalihan arus lalu lintas jika aksi demo tersebut menjadi macet dan menggu aktivitas warga. "Jadi sifatnya kondisional, kalau memang berpotensi menyebabkan kemacetan, baru arus lalu lintas kita alihkan," sebut katanya.
Tidak sampai disitu unjuk rasa yang terjadinya awalnya baik-baik saja akhir menjadi ricuh, karena mahasiswa berkeinginan untuk masuk kedalam ruang gedung DPRD atau gedung dewan. Mahasiswa juga memakai topeng para anggota dewan pemerintahan daerah ataupun pemerintahan negara, dorong motor ( seluruh peserta aksi ), dorong angkot ( 20 angkot ), seluruha aksi tersebut memakai pakain sarung adat masyarakat Riau dan baca puisi. Mahasiswa berdandan ala-ala zombie karena pemerintaha harus menyadari atau mementingkan kepetingan rakyatnya atau masyarakatnya.
Pihak polisi atau aparat yang ada melarang mahasiswa untuk masuk kedalam gedung dewan tersebut. Aksi punterjadi hingga saling mendorong satu dengan yang lainnya untuk melakukan paksaan amsuk kedalam ruang gedung DPRD aparat yang menjaga disitu banyak sekali.
Akibatnya dari aksi dorong menorong yang dilakukann banyaknya korban yang jatuh, entah dari mana asal dari lempar melempar batu yang dilakukan mahasiswa sehingga terjadi luka-luka yang banyak dan mahasiswa sendiri pun dirawat dirumah sakit universitas Riau .
Selain itu terdapat bagian luka kepala,tangan hingga retak tulang kaki yang saat ini sudah ditangani diruang IGD akibat benda tajam yang dilempar oleh mahsiswa tersebut dan banyaknya kerugian akibat bentrok demostrasi yang ada terjadi , bukan hanya mahasiwa saja yang mendapatkan luka tetaapi ada juga polisi atau aparat mendapatkan luka dikepalanya, sehingga dilarikan rumah sakit yang tedekat. Kemudian dalam aksi tersebut mahasiswa berhasil masuk ke gedung dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), dengan melakulakan merusak pintu masuk tersebut.Â
Dalam peristwa tersebut ada seorang mahasiswa ditahan oleh polisi atau aparat karena mahasiswa tersebut diduga menjadi provokator terhadap mahasiswa yang lainnya dan menjadi peristiwa demo tehsebut menjadi ricuh atau kacau. Mahasiswa yang menjadi provokator tersebut ditarik paksa oleh aparat atau polisi setempat unuuk diamankan dan dibawak kedalam mobil aparat atau polisi menuju Mapolresta Pekanbaru Riau.