Mohon tunggu...
Elsya Crownia
Elsya Crownia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya orang yang suka membaca, menulis, diskusi dan pokoknya having fun guys :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Facebook atau Face (book)

18 Januari 2014   20:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Elsya Crownia*

He…(the prisoner) is object of in information, but nevera subject in communication.”

(Michel Foucault, Discipline and Punish)

Ia merupakan kekuasaan, “kekuasaan yang tak terlihat” sehingga mencabut dirinyadalam dunia per-facebookan. Begitu pula mencabut identitas diri dan menjual ke permukaansetiap identitas dengan sangat halus. Bahkan, perlahan-lahan “ia” mengerogoti cara kerja sistem hormon, dan urat nadi dan merusak performa mental. Meski, diiming-imingi untuk mendapatkan teman lama, relasi, serta bebas berkomentar terhadap status yang telah di up date oleh para facebooker. Namun, keberadaan facebook mampu menjauhkan manusia dari realitas sosial. Disamping itu, kecanduan situs jaringan sosial seperti facebook, facemood, MySpace, dan twitter memicu orang untuk mengisolasi diri. Dengan meningkatnyapengisolasian diri dapat mengubahcara kerja gen, membingungkan kekebalan respon, level hormon, fungsi urat nadi, dan performa mental. Keberadaan facebook sebagi situs jaringan sosialsesungguhnya dapatmempererathubungan dengan yang lain. Namun, apabila jaringan inidisalah gunakan akan mengakibatkan menurunkan performa mental manusia sebagai makhluk simbiosis mutualis tadi. Perlahan-lahan mentaldan pikirancendrung dikontrol bahkan hari akanterasahambar tanpaup date status dan atau mengomentari status teman-teman, kelompok, dan keluarga terdekat. Namun, facebookjuga membawa pengaruh dalam kehidupan sebagai berikut :

Panoptikon

Disini Michel Foucault dalam Foucault dalam Discipline and Punish mengemukakan tentang penjara Panoptikon yang berfungsi sebagai sistem pengawasan yang efektif. Foucault menganggap penjara Panoptikon merupakan sebuah konsep yang memadukan antara pengetahuan dan kekuasaan. Sederhananya, Panoptikon adalah mekanisme produksi kekuasaan melalui internalisasi pengawasan.

Yangdimaksud dengan panoptikon dalam proposal Bertham merupakan penjarabertingkat ditengah-tengahnya terdapat toweruntuk mengawasi para tahanan. Namuntahanan tanpa tidak dapat melihat keberadaan pengawas penjara. Akibatnya tahanan selalu merasa diawasi oleh penjaga walaupun pengawasan tidak berlansung (Munday:2004). Inimerupakan mekanisme produksikekuasaan melaluiinternalisasi pengawasan. Dari gambaran subjek-objek yangtidak seimbang. Foucault mensinyalir bahwa melalui sistem mordenisasi telah mencengkrama manusia-manusia di bawah sistem yangmemperlakukannya hanya sekadar objek informasi. Kekuasaanberdasarkan internalisasi pengawasan itu menimbulkan efek negative. Salah satunyamelalui kekerasan dan penindasan (dalam konteks simbolik) Visker(2008 : 13). Mengutip Foucault yang menyatakan dengan teramat jelas.

We must cease onceand for all to describe the effects of power in negative terms: it ‘excludes’, it ‘represses’, it ‘censors’, it ‘abstracts’, it ‘masks’, it ‘conceals’,. In fact, power produces; it produces reality; it produces domains of objects and rituals of truth. The individual and the knowledge that may be gained of him belong to this production”

Demikianlah panoptikonmenghasilkan kekuasaandapat mengakibatkan represi, ekslusi, dan sensor lain yang bernada penindasan simbolik kepada manusia yang berada di bawah sistem.

Psikologidankesehatan

Selain itu, hubungan antarindividu menjadi kering dan terperangkap dalam dunia artifisialyangmembatasi hubungan dengan lingkungan sosial serta tidak lagi menghadiri gathering, menghindari pertemuan dengan teman, dan keluarga. Danmemilih berlama-lama di depan komputer atau ponseluntukmeng-up-date status. Halini menyebabkan individu kesulitan dalam berkomunikasi bahkan berbicara lansung.

Dengankeberadaanmedia elektronikdan kecanggihan teknologisehingga seluruh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat mudah untuk diakses secara lansung. Sayangnya, keberadaan mediaelektronikjugaperlahan-lahan mengurangi intensitasindividu untuk berinteraksi bahkan cendrungterlalumengukuhkan identitas artifisialdibandingkanmengukuhkan identitas (baca: sebenarnya). Jadi, dengan seringnya individu memencet mouse atau keypad ponsel berjam-jam untukmeng-up-date status dapat mengakibatkancidera tekanan berulang-ulang. Dudukberlama-lama didepan komputerakanmengakibatkan penyakit punggung yang umum terjadi. Sedangkanpada malam harianda sibukuntukmengomentari status teman yang notabenetidak perlu untukdiberi komentar. Selain itu kecanduaninijuga mengurangi jam tidurdanmenyebabkan kondisi fisik yang lemah. MenurutDrSigman, situs jejaringan sosial semestinya dapat menjadi bumbudalam kehidupan sosialmasyarakat. Kenyataannyasitusjaringan tersebutbukan menjadialatuntukmeningkatkankualitas hidup, melainkan alatuntukmenjadikan manusia salaharahdalammemanfaatkan teknologi. Kalau aktivitasfacebookhanyasekedar untuksign in, confirm request, lalu sign out tidakakan dikhawatirkan terkenapenyakit sepertikanker, stroke, dan pikun.

Pencitraan

Keberadaan facebook sebagai situs jaringan sosial yangawalnyahanya untuk mendatapara alumni, dan keberadaan alumni dari Universitas Harvard yang dibuat oleh Mark Zukenberg perlahan-lahan merosot menjadisitusyangmenciptakan manusia dengan kepribadiannya. Setelah penulis mengamati keberadaan individu dalam dunia artificial dikaitkan dengan individu yang beradapada realitas sesungguhnya. Maka, dunia artificial ini menciptakan karakter simbolik yang terselubung sehingga menciptakan shadow reality. : (1) manusia super up date,individudimana pun dan kapan pun dia berada akan selalu meng-up-date status misalnya “hujan-hujan enaknyamakan sate Syukur dengan jus jeruk” (2) manusia melankolis, individu biasanya sering curhat di status. Kemudian status tersebut akan dikomentari oleh teman-temannya misalnya “udah lama, aku tidak bertemu dengan murid-muridku yang imut-imut dan lucu.” (3) manusia tipe pengeluh, individu ini cendrung mengeluhkansituasi, dan kondisi apa pun yang dialaminya. Bahkan, setiapmenemukanpermasalahan yang dihadapipada kenyataannya sangat sederhana tetap “meng-up-date “ statussehingga setiap statusnya sangat aktual untuk dikomentari (4) manusia sombong, individu ini biasanya tidak berniatuntuk menyombongkan dirinamun akibatkebingungan dalam meng-up-date status, contohnya “ hari inirencananya shopping di butik A.”(5) manusia puitis, biasanyastatus yang di up-date selalu berbahasa puitis dan penuh dengan untaian kata-kata mutiara misalnya “hariini akumerindukan lelakiyangberjalan dibawah hujan”(6) manusia in English atau in Japanese atau Koreanese, italian, atau bahasa Perancis sekalipun status yang di up date cendrung menggunakan bahasa Inggrisuntuk mengungkapkan seluruh kejadian ataumasalah yang dihadapimisalnya “Keep in touch,””Anyonghaseyoo, Saranghae”, “Sensei, Arigatogozaimaise,”” Garcia senorita” atau “ Mercy” (7) manusia lebai, biasanyastatus yang di up date sangat kekanak-kanakanmisalnya “kangen…kangen.”(8) manusia terobsesi, merupakan individu yang dalam realitanya memiliki obsesi namun pada kenyataannya justru berlawanan denganapa yang diharapkan. Bahkan, dalamprofile, individu akan menuliskan obsesi yangkelak akan di gawanginyamisalnya “aku ingin menjadi seorang artis” atau dapat puladitemukan pada status yang telah di up date oleh individu “aduh, aku gagalmasuk audisi” atau” kapan ya? Akubisa ikut dalam pemotretan.”(9) bioskop mania, individu ini biasanya selalu meng-up-date statusmengenai film dan judul film yang baru di-release. Bahkan, apabilafilm itu telah lama di release kemudian ditayangkan kembalidi televisi. Maka, dengan spontansi pengguna facebooklansungmeng-up-date status melalui ponsel misalnya “Avatar: The Last Airbender. Mantap coy!” (10) pedagang, individucendrung memperkenalkan produk-produkterbarudengan mengirimkan contoh barang melalui wall anda yang telah terhubung.Bahkan, tidak jarangparapedaganglansungmempromosikan dan menarikkonsumen denganmenghubungkan lansungdengangroup (11) penyuluh masyarakat dan juru kampanye, inimerupakan komunitasyang berhubungan dengan kepentingan atas pihak-pihak tertentu. Selain itu, juga digunakan sebagai sarana dialogatau diskusi satu arah dalam mengungkapkan pendapat. Namun, sayangnya interaksi ini hanyaberlansungpada ranah artifisial. Dengansendirinyaakan menciptakan realitas semu (psedou reality)sehingga hubungan antaralembaga atau komunitasyangberkepentingan hanya berupa meng-addindividu tertentu untuksekedarmencarimassa atau mencari dukungan agarterpilih dalam pemilu. Bahkangroup yang dibuat sengajamerangkul massa lebih banyakdalam masa kampanye. Namun, hubungan inibiasanya tidakberlansung lama. Hanya tercipta pada waktu yangmasih relatifsingkat (12) manusiaalay, individuini cendrung mengundang kontroversi dikalangan facebooker sebab tulisan yang ditulis sebenarnya memiliki arti yang sama dengan tulisan tipe Times News Roman, Calibri, atau Arial. Namun, dalam pengunaan kosakata cendrung tidak lazim misalnya “kYknya Gw k3Renz “(13) Hidden message, biasanyaindividu tersebut tidak lansung mengemukakan apa yang ada dalam pikiran secara tidak lansungdan tidakmempunyai niatbagi objek yang dituju untuk membacanyamisal “Whydo you love me?” (14) misterius, status dalamfacebook tersebut baisanya membuatpara facebooker yang online akan kebingungan membacanya sebab tidak lansung dijelaskan objek yang akan dituju misal (diam) >>> whatdo you want.?

Maka melaluigaya bahasayang dipakaioleh pengguna akan menunjukkan karakter. Namun, dalam karakter tersebut terdapatimej melalui foto yang telah di upload oleh si pengguna untukmengaburkan identitas sebenarnya. Bahkan nama yang sesungguhnya yang diminta oleh account profile dalam facebooksering disamarkansehingga sering terjadi kekeliruan data.

Facebook merupakan sebuah hegemoni berupa ekspansi budaya luaryang serta mengokohkan pasar luar negeri. Terbukti bahwa keberadaan facebook telah merambah keseluruh kalangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun