Ada pepatah mengatakan "bukan kita yang tidak bisa, tapi kita yang tidak mau mencoba untuk berubah". Dari sini kita sudah bisa menyimpulkan bahwa harus terus meng-upgrade diri kita walaupun sudah berkali-kali kita gagal dalam proses. Karena kebanyakan dari orang tidak bisa menghargai proses yang dijalaninya atau bisa dikatakan lebih banyak protes dibanding proses.
Sudah saatnya kita sebagai pemuda pergerakan harus melek melihat situasi dan kondisi yang saat ini begitu perihatin soal pembentukan karakter diri, khususnya karakter yang dimiliki oleh kader PMII saat ini. Di dalam pembentukan karakter, kita sudah diberi pemberian dari pendahulu pendiri PMII: Dzikir, Fikir, dan Amal Shaleh. Tiga prinsip motto PMII tersebut sudahlah jelas bahwa tujuannya yaitu "untuk membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia".Â
Pemerintah Indonesia telah merumuskan kebijakan pembangunan karakter bangsa dengan empat aspek penting: olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Di samping itu coba kita kaitkan dengan tiga prinsip motto PMII bahwa Dari Dzikir, yakni bertujuan untuk meyakinkan bahwa Allah tuhan kita bagaimana kita bersikap jujur, adil, dan toleransi
Kemudian Fikir, kita harus mengolah Fikir kita, karena seorang insan sudah diberi otak sempurna yang bisa membedakan mana baik dan buruk oleh tuhan tinggal dari kita sendiri bagaimana kita bisa berfikir dengan jernih dan bermanfaat. Bagaimana kader-kader PMII ini berfikir kritis, inovatif, dan kreatif. Tidak hanya diam di saat ada suatu masalah yang merugikan masyarakat akan tetapi bagaimana kita bersikap kritis kepada pihak pemerintah terkait keberlangsungan hidup yang sejahtera bagi masyarakat, serta untuk memajukan negri kita sendiri dengan cara bersikap inovatif dan kreatif bagaimana kita bisa membuat terobosan baru yang bisa membuat negara kita menjadi maju dan makmur bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sikap "Tawassuth" yang tidak merugikan dari pihak manapun.
Motto yang ke tiga, Amal Shaleh. di dalam pengetahuan ilmu yang kita dapatkan dijadikan sebuah aktivitas baru yang bermanfaat. Bagi para santri yang pernah lama belajar di pondok pesantren tentu tidak akan asing dengan istilah: "Al-Muhafadhotu ala Qodimis Sholih wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah". Artinya: "menjaga tradisi terdahulu yang baik, serta mengambil hal baru yang lebih baik". Di samping itu, kita juga harus bisa mengolah rasa yang sudah tersambung batinnya dengan masyarakat. Sebagai contoh, saat masyarakat membutuhkan bantuan, di situlah kader pergerakan harus bersiap.
Apabila kita sudah menanamkan karakter dari tiga motto PMII tersebut sudah bisa dipastikan kita telah mewujudkan citra diri yang sudah disusun rapih oleh para pendiri PMII, yakni, terciptanya kader-kader yang Ulul Albab. Dan sanggup menjalankan Nilai-Nilai Dasar Pergerakan untuk keberlangsungan hidup kader dan menyiapkan kader potensial untuk berhadapan langsung dengan masyarakat.Â
Maka dari itu saya selaku perwakilan dari Biro Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga ingin mengajak seluruh para kader PMII Kebal untuk membentuk ruang-ruang diskusi dari berbagai arah untuk menyiapkan kader PMII Kebal. Siap dalam wawasan berfikir dan mengatasi semua rintangan.
Dengan Dzikir kita berdialektika, dengan Fikir kita mengolah logika, dengan amal shaleh kita bermanfaat bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H