Leninisme merujuk pada pemikiran dan konsep politik yang dicetuskan oleh pemimpin revolusioner Rusia, Vladimir Lenin. Leninisme adalah konsep politik yang muncul dari pemikiran Vladimir Lenin, pemimpin Revolusi Rusia tahun 1917 dan pendiri negara Soviet. Leninisme menekankan pentingnya kepemimpinan vanguard, di mana kelompok revolusioner yang terlatih secara khusus memimpin kelas pekerja dalam merebut kekuasaan. Leninisme juga menekankan pembentukan negara sosialis yang kuat untuk mengatasi resistensi kontrarevolusioner dan membangun masyarakat sosialis.
Lenin mengembangkan teori bahwa imperialisme adalah tahap akhir kapitalisme. Ini menggambarkan dominasi ekonomi dan politik negara-negara kapitalis besar terhadap negara-negara yang lebih lemah, memicu persaingan dan konflik global.
Lenin menekankan peran penting partai vanguard dalam mengarahkan revolusi. Konsep kepemimpinan pusat yang kuat dipegang oleh partai revolusioner untuk membimbing massa menuju tujuan revolusioner.
Lenin mengusulkan model "diktatoriat proletar" sebagai bentuk pemerintahan transisional setelah revolusi. Ini adalah pemerintahan yang dipimpin oleh kelas buruh untuk menekan resistensi kontra-revolusioner dan mempersiapkan jalan menuju masyarakat komunis.
Leninisme mengajukan konsep bahwa revolusi sosialis harus meluas ke seluruh dunia. Keyakinan ini didasarkan pada pemikiran bahwa isolasi revolusi dalam satu negara dapat menyebabkan tekanan eksternal dan ancaman kontra-revolusioner.
Leninisme mencela sosial demokrasi tradisional yang dianggapnya terlalu reformis dan cenderung menggandeng kepentingan kapitalis. Leninisme menekankan perjuangan langsung untuk menggulingkan kapitalisme.
Melalui konsep-konsep ini, Leninisme tidak hanya menjadi dasar bagi revolusi Bolshevik di Rusia tetapi juga memberikan pandangan unik terhadap transformasi masyarakat dan peran yang dimainkan oleh kelas pekerja dalam proses ini.
