Di beberapa tulisan yang terkesan ringan namun mengerikan akhir-akhir ini semakin mudah ditemui. Saya buru-buru menutupnya dan menyimpan komentar saya dalam hati. Saya tidak bertanya apa-apa mengenai itu...jantung saya berdegup kencang, kenapa kau marah? kenapa kau mencercaNya, kenapa kau finah Dia yang memberimu hidup dan nafas ini?
Ribuan kata "kenapa" terus menghujam isi kepala....namun lagi-lagi hanya bisa mengelus dada. Tak bisakah kau hargai dan bersyukur sedikit dengan apa yang diberi Tuhan?, tidakkah kau lakukan hal yang baik dengan kesepuluh jarimu selain mengetikkan tulisan curahan isi hatimu yang menghujad Dia.
Jangan heran kemudian banyak orang berang dengan tulisanmu, sebenarnya sayapun bisa begitu. Tapi tidak, jangan terpancing...semakin berang itu semakin meningkatkan hormon produktifnya untuk menulis yang lebih dahsyat lagi.
Ampunilah dan sadarkan dia ya Tuhan, dia lupa siapalah kami manusia kecil ciptaanMu ini?. Saya tahu Engkau amat tahu, dan Kau tahu bagaimana setiap seluk beluk hati kami. Â Saya tahu Engkaulah yang menjadikan aku ada.
Dia Tuhan yang memberikan segalanya padamu, Ia Tuhan yang selalu mengasihimu dan juga mengasihiku...kenapa kau lakukan itu?. Sepahit apapun hidup itu, jangan lupa harus tetap bersyukur karena Ia masih memberi nafas hidup padamu. Kalau Ia ambil nafas itu, apalah kekuatan kita? kita tak berdaya melawannya...itu sudah cukup membuktikan kalau Ia berkuasa atas kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI