Dedaunan berguguran di taman kota
Malam-malam kosong dengan semilir angin yang dingin
Embun lebih awal, pamit di ujung pagi
Terlentang menatap lampu di kandang sultan
Angin timur mengeringkan pepohonan di sekitar
Keluyuran berkeliling sejengkal di atas atap
Seperempat malam ia bertahan
Lalu berpindah ke gedung-gedung tinggi
Aku adalah tamu di dalam mimpiku
Aku menjadi serakah untuk sesaat
Membenderangkan semua bintang
Semua orang tersenyum menyapaku
Sesaat benar sesaat
Cahaya di mata orang-orang itu padam
Kembali berpaling ke luar
Melangkah pasti menjauh
Aku kembali menjadi asing dalam mimpiku
Dedaunan lagi dan lagi berguguran
Mengering gemulai dan sirna
Gelap di semua sudut datang ke tengah
Aku terbangun dari tidurku
Mereka kembali pada dunia yang dipujanya
Seperti kemarin dan dulu, bahkan akan ke depannya
Aku dan kesepianku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H