Di tengah arus candu penggunaan media sosial, sejumlah layanan media sosial menjamur bermunculan bersaing mendapatkan pengguna. Facebook, Twitter, dan Instagram merupakan sejumlah media sosial yang paling populer di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di tengah maraknya penggunaan media sosial di seluruh dunia, Cina merupakan satu negara yang konsisten dalam menjaga kekuatan negaranya.Â
Media sosial dari luar diblokir di Cina. Sebagai pengganti media-media sosial tersebut, Cina membuat sendiri media sosial miliknya. Tiktok dan Wechat merupakan sejumlah media sosial asal Cina yang ramai penggunaannya di Cina.Â
Bukan tanpa alasan mengapa Cina melakukan pemblokiran pada media sosial dari negara barat tersebut. Dengan memblokir media sosial dari luar, dan menciptakan media sosialnya sendiri, Cina dapat mempertahankan pasar di tanah sendiri dari dominasi produk luar negeri. Dengan dmeikian, ekonomi negara juga akan terbangun dengan baik.Â
Bagi mereka yang berada di Cina, namun ingin menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, mereka memerlukan bantuan pihak ketiga, yakni VPN. Untuk dapat menggunakan layanan VPN pun tidaklah mudah dan murah. iaya yang dikeluarkan untuk menggunakan VPN di Cina cukup mahal.Â
Lagi-lagi, perekonomian negara Cina akan menguat di tanahnya sendiri. Berbeda dengan kita yang berada di Indonesia di mana kita tidak memerlukan VPN untuk mengakses media sosial tersebut. Bilapun ingin menggunakan layanan VPN, kita dapat dengan mudah dan gratis mengaksesnya.Â
Menguatnya produk media sosial Cina tidak hanya berlangsung sebagai produk tuan rumah. Tiktok bahkan mampu merajai media sosial di dunia. Disinyalir bahwa Tiktok akan mampu menggeser media sosial Instagram.Â
Tidak hanya berperang memenangkan produk digital dari segi media sosial saja. Cina juga mempersiapkan dirinya dnegan melawan berbagai layanan digital yang lain. Mesin pencarian terbesar di dunia akan siap digeser oleh Cina dengan Bing. Kemudian salah satu ruang penjualan daring terbesar di dunia, Alibaba, akan bersaing melawan eBay dan Amazon.Â
Twitter akan mendapat pesaing, yakni Weibo. Wechat akan siap memerangi Whatsapp. Dan ada satu lagi, yakni Kuaishou, semacam media sosial untuk video dan live streaming di mana penggunanya juga bisa mendapatkan penghasilan dari vieo tutorial dan dari gift yang dibagikan kepada mereka ketika sedang live. Tak tanggung-tanggung, keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp20an juta.Â
Label Cina sebagai negara peniru bukan hanya terbatas pada produk fisik saja, poduk digital pun mereka siap bersaing. Meski beberapa produk digital tersebut saat ini belum mampu merajai ruang digital global, tapi mereka sudah menjadi raja di tanah Tiongkok. Bukan tidak mungkin, Cina yang mendapat reputasi sebagai negara peniru, di masa depan justru akan menjadi negara yang ditiru.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H