Mohon tunggu...
Elsa Valent
Elsa Valent Mohon Tunggu... Freelancer - Bukankah tulisan begitu menarik?

Mengeksplorasi pengetahuan dengan membaca. Berbagi pengetahuan dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Bumi

1 Desember 2019   01:00 Diperbarui: 1 Desember 2019   01:07 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mother earth. Sumber gambar: www.beckybillock.org

Ibu Bumi
Setiap waktu sakit paru-parunya
Racun dari mesin terus-menerus mencekik
Kepulan pabrik kian menggerogoti memberi warna di udara

Ibu Bumi
Semakin lemah nadinya
Limbah cair meresap di sekujur cabang sungai
Merusak lambung ibu di dasar samudera

Ibu Bumi
Semakin luka tubuh cangkangnya
Anak-anak ibu membangun menara dan menjahit tubuh ibu
Menguliti kulit permata hijau ibu untuk membangun peradabannya

Ibu Bumi
Semakin perih luka di tubuhnya oleh tetesan hujan asam mengguyuri keseluruhan
Payung-payung ibu tak mampu lagi menahan
Menahan teriknya bintang dan kecutnya hujan

Untukmu yang tercinta, Ibu Bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun