Situs biting merupakan peninggalan sejarah yang ada kaitannya dengan kerajaan majapahit. Situs biting terletak di kecamatan Sukodono, kabupaten Lumajang. Menurut cerita yang ada, pendirinya yaitu Arya Wiraja yang menjabat sebagai adipati Sumenep selama 24 tahun. Dia dipercaya mampu memimpin pemerintahan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, Situs Biting ini bukan situs biasa, tapi wilayah ibukota Kerajaan Lamajang, hadiah dari sang Rama Wijaya. Setelah berhasil mengalahkan Kediri dan mendirikan kerajaan Majapahit. Area yang termasuk dalam kawasan Ibukota Lamajang juga ada yang menyebut dengan nama Majapahit timur.
Salah satu pengurus situs biting, bapak Tumpu Hariyono menceritakan bahwa sebelumnya situs tersebut terbengkalai dan tidak diurusi oleh masyarakat setempat. Dan pada tahun 2010 mulai dikelola oleh sanggar budaya Mojokerto yang dilanjutkan hingga sekarang. Biting sendiri berarti beteng yang terbuat dari batu bata merah. Luas daerahnya sekitar 135 hektar yang terditi dari dua dusun dan dikelilingi oleh sungai.
"dibelakang rumah saya terdapat penggongga'an atau tempat memantau musuh pada zaman dahulu. Tetapi yang tersisa sekarang hanya bata-batanya saja, itupun hanya tinggal sedikit dan sudah tidak berbentuk," ucap Bapak Tumpu Hariyono yang ditemui pada sabtu (16/12/2023).
Awal mula situs biting ditemukan oleh Mbah Lamjari ketika dia melihat setiap burung yang lewat di area tersebut terjatuh di tempat yang sama. lalu, Mbah Lamjari penasaran dan mencari tahu sampai akhirnya menemukan maesan / batu nisan yang berjumlah 12 dan diduga merupakan maqam dari keluarga Arya Wiraja. Tetapi diperkirakan maqam yang berada paling barat merupakan maqam syaikh Abdurrahman As-Syaiban (penasihat Arya Wiraja).
Ada tiga putra dari Arya Wiraja yakni :
- Ronggo Lawe (adipati Tuban), yang dikalahkan dengan adanya islam seperti sunan bonang
- Minak Koncar / Patih Nambi (patih majapahit)
- Suradikara
Ia juga menceritakan bahwa awal mula situs biting runtuh ialah karena pada saat itu Minak Koncar yang menjabat sebagai patih majapahit, diberi kabar bahwa ayahnya Arya Wiraja sedang sakit. Lalu, Minak Koncar menjenguknya dan berlama-lama di Lumajang. Sementara di majapahit, mereka mengira Minak Koncar berlama-lama di Lumajang untuk menambah kekuatan guna menyerang majapahit. Maka dari itu, majapahit menyerang lebih dulu ke Lumajang. Dan menyebabkan keruntuhan. Hingga saat ini hanya ada benteng dan 12 maqam yang tersisa.
Tujuan kami membuat artikel ini yaitu untuk mengembangkan pendidikan sejarah dan memanfaatkan situs biting sebagai bukti kuat sejarah. Mengamati kondisi situs dan struktur yang masih tersisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H