Mohon tunggu...
Elsa Ray
Elsa Ray Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa "Visual Thinking" Itu Penting?

4 April 2018   09:36 Diperbarui: 25 Mei 2018   17:18 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kegiatan pembelajaran, kita cenderung menggunakan otak kiri. Ini karena ketika kegiatan pembelajaran yang kita lakukan di Sekolah, kita lebih dominan dengan otak kiri. Padahal otak kanan memiliki kemampuan yang dapat memicu kita menjadi lebih kreatif dan kritis di berbagai bidang, bahkan di bidang-bidang eksakta seperti matematika. Salah satu yang dapat kita gunakan untuk mendorong peran dari otak kanan adalah dengan berpikir visual (Visual Thinking).

Dengan Visual Thinking, otak kanan kita dirangsang supaya memunculkan ide-ide atau pemikiran baru melalui pengembangan kreativitas, intuisi dan imajinasi. Secara sadar ataupun tidak kita sering berpikir secara visual dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita diminta menggambarkan rumah kita, kita akan merepresentasikan pikiran dan bayangan yang ada di dalam kepala kita kedalam sebuah gambar.

Seperti yang dikemukakan oleh Arcavi (2003:217) bahwa "Visual Thinking merupakan kemampuan, proses dan produk dari penciptaan, interpretasi, penggunaan dan refleksi atas gambar, image, diagram dalam pikiran kita pada kertas atau dengan alat teknologi, dengan tujuan menggambarkan menceritakan informasi, memikirkan dan mengembangkan ide-ide yang sebelumnya tidak diketahui dan memajukan pemahaman". Sehingga dapat dikatakan bahwa  Visual Thinking adalah kemampuan berpikir secara visual dalam proses pemahaman dan penafsiran suatu informasi yang melibatkan gambar-gambar atau mempresentasikan informasi matematika menjadi sebuah gambar.

Berpikir Visual (Visual Thinking) juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi matematika. Menurut Bolton (2011:2) langkah-langkah Visual Thinking adalah: (1) Looking, pada tahap ini, siswa mengidentifikasi masalah dan hubungan timbal baliknya, merupakan aktivitas melihat dan mengumpulkan; (2) Seeing, mengerti masalah dan kesempatan, dengan aktivitas menyeleksi dan mengelompokkan; (3) Imagining, mengeneralisasikan langkah untuk menemukan solusi, kegiatan pengenalan pola; (4) Showing and Telling, menjelaskan apa yang dilihat dan diperoleh kemudian dikomunikasikannya.

Presmeg (Ariawan, 2016) mengungkapkan tujuh peranan visual thinking, yaitu: (1) Untuk memahami masalah, dengan merepresentasikan masalah visual siswa dapat memahami bagaimana unsur-unsur dalam masalah berhubungan satu sama lain; (2) Untuk menyederhanakan masalah, visualisasi memungkinkan siswa mengidentifikasi masalah versi yang lebih sederhana, pemecahan masalah dan kemudian memformalkan pemahaman soal yang diberikan dan mengidentifikasi metode yang digunakan untuk masalah yang serupa;

(3) Untuk melihat keterkaitan (koneksi) masalah; (4) Untuk memahami gaya belajar individual, setiap siswa memiliki gaya tersendiri ketika menggunakan representasi visual saat pemecahan masalah; (5) Sebagai pengganti komputasi/penghitungan, penyelesaian masalah dapat diperoleh secara langsung melalui representasi visual itu sendiri, tanpa penghitungan; (6) Sebagai alat untuk memeriksa solusi, representasi visual dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh; (7) Untuk mengubah masalah ke dalam bentuk matematis, bentuk matematis dapat diperoleh dari representasi visual dalam pemecahan masalah.

Adapun beberapa kelebihan visual thinking menurut Sword (S. Nuraini, 2014): (a) Visual thinking sangat ampuh dan cepat, kompleks, ampuh, detail dan imaginatif. Dengan visual thinking, informasi diproses secara instan, hanya dengan melihat gambar. (b) Visual thinkingmenemukan dan menyelesaikan masalah. Ketika pokok persoalan disampaikan kepada mereka, mereka dapat segera menyampaikan permasalahan yang mereka lihat dan kemudian mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. (c) Visual thinkingkreatif, melihat gambar dari sudut pandang yang lebih jelas dan kreatif dari pemikir lainnya. Proses kreatif menggabungkan kesadaran akan masalah, mengumpulkan informasi, mengembangkan ide, merencanakan, dan menghasilkan penyelesaian.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa visual thinking penting untuk memicu kinerja otak kanan sehingga menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri kita dalam mengatur dan menganalisis berbagai informasi yang kita dapatkan. Tak hanya itu kemampuan visual thinking perlu dilatihkan kepada siswa karena jika siswa memiliki kemampuan berpikir visual, ia akan dapat aktif merepresentasi gambaran pemikiran dalam benaknya sehingga dapat memecahkan masalah matematis sekolah dan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, marilah kita mulai berpikir visual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun