Mohon tunggu...
Elsa Putri Aeni Susanto
Elsa Putri Aeni Susanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya mencintai diri saya sendiri dengan sederhana, berusaha untuk terus memperbaiki diri untuk pribadi yang lebih baik. Proses yang sedang saya jalani perlu perhatian khusus, maka dari itu saya menghargai sekecil apapun prosesnya. Termasuk menjadi seorang penulis yang sukses adalah impian saya yang sempat pupus.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kesenian Rampak Bedug, Perpaduan Seni Musik Tradisional dan Seni Tari dari Banten (Fungsi Religi)

1 Juli 2024   16:30 Diperbarui: 1 Juli 2024   16:59 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Seni Rampak Bedug Tingkat SMS/SMK se-Provinsi Banten Tahun 2022 (Sumber Gambar: https://www.japos.co/2022/03/26/tumbuhkan- cinta-Budaya-dindi

Salah satu kesenian khas Banten yang menjadi daya tarik masyarakat untuk menonton, yaitu Kesenian Rampak Bedug. Kesenian Rampak Bedug adalah kesenian yang menggunakan banyak bedug sebagai alat penghasil suara atau musiknya. Rempak berasal dari kata Serempak yang berarti babarengan atau Bersama-sama. Dalam hal ini memainkan bedug secara berbarengan. Bedug adalah alat yang digunakan untuk memberikan seruan waktu sholat. Jadi rempak bedug adalah kesenian memukul bedug secara Bersama-sama dan serentak.

Dulu, rempak bedug dimainkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, sebagai tanda berbuka puasa dan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Karena keunikan dari suara yang dihasilkan dari Bedug maka Rempak Bedug mulai mengalami perkembangan. Ketertarikan masyarakat untuk menonton Rempak Bedug semakin menambah nilai pada kesenian ini. Rempak Bedug merupakan pengembangan dari seni bedug atau ngadulag. Jika ngadulag ngabedug dapat dimainkan oleh siapa saja bahkan anak kecil, maka Rempak Bedug hanya dimainkan oleh orang-orang terlatih.

Lalu pada tahun 1950-an, Rempak Bedug resmi dipentaskan sebagai hiburan, yang tidak hanya dimainkan Ketika Ramadhan atau Idul Fitri saja. Tapi juga sering ditampilkan pada acara-acara seperti Khitanan, pernikahan hingga acara peringatan kedaerahan. Rempak Bedug pun telah mengalami perkembangan dengan diadakannya ajang kejuaraan Rempak Bedug.

Selanjutnya, tahun 1960-1970 terdapat ide dari H. Ilen yang mengkreasikan Rempak Bedug dengan tarian kreatif. aji Ilen, Burhata, Juju, dan Rahmat merupakan tokoh yang berjasa dalam mengembangkan kesenian Rempak Bedug ini. Sampai pada akhir tahun 2002 banyak kelompok-kelompok yang mulai memainkan Rempak Bedug.

Dalam pementasannya, biasanya Rempak Bedug diiringi dengan salawatan, marhabaan dan lagu religi lainnya. Dipadukan dengan tari Silat dari laki-laki menjadi daya tarik dan keunikan khusus dari Banten.  Jika dulu hanya dimainkan oleh laki-laki saja, maka saat ini Rempak Bedug sudah mulai dimainkan juga dengan wanita. Dengan anggota 10 orang yaitu 5 orang wanita dan 5 orang laki-laki. Wanita bertugas sebagai penabuh bedug juga sebagai penari dan laki-laki sebagai penabuh bedug juga gendang sekaligus sebagai penari. Busana yang dipakai memiliki ciri unik dan kreatif yaitu dengan memadukan pakaian tradisional dengan modern. Wanita menggunakan pakaian ala penari tradisional dengan warna-warna kekinian. Laki-laki menggunakan baju silat dengan sorban khas Banten dipadukan pula dengan warna-warni yang menarik.


Terdapat beberapa fungsi dari kesenian Rempak Bedug ini, diantaranya fungsi religi yaitu sebagai tanda menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan dan berbahagia menyambut Hari Raya Idul Fitri. Bernilai hiburan karena perpaduan antara seni music dari bedug dan seni tari yang menghasilkan keselarasan. Bernilai ekonomis, karena memiliki daya tarik maka kesenian Rampak Bedug dapat nilai jual.

Kesenian yang dihasilkan dari suara bedug dapat menjadi daya tarik dan dapat berkembang begitu pesat. Perpaduan seni musik tradisional dan seni tari dapat menghasilkan sebuah kreasi seni yang kreatif dan bernilai mahal.

Penulis : Elsa Putri Aeni Susanto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun