Dalam sengitnya pertengkaran
Berharap keadaannya akan baik-baik saja.
Aku pernah
Menangisi pertikaian tanpa ujung
Menyalahkan diri sendiri
Dalam panasnya amarah
Berharap dapat pembenaran dan belas kasihan berupa tawa puas
Seolah kau telah memaafkan aku.
Aku pernah
Luka separah-parahnya yang tak bisa kau lihat dengan mata
Saat kau terlalu sibuk menyalahkan pertemanan kita
Dalam diam aku meringis
Berharap luka yang kutanggung sembuh dengan sendirinya.
Kita Pernah
Saling mengeluh
Akibat keluh
Juga peluh
Kita saling tertawa
Beradu rasa
Juga raga
Tak pernah mengaku kalah
Dalam konflik yang menegangkan
Berharap cinta tumbuh tanpa disirami.
Aku pernah
Bermimpi untuk menjadi duta pedamaian
Saat aku tidak pernah mampu memperbaiki pergolakan batin kita berdua
Dalam tangis tak bersuara
Berharap dunia kita selalu ramah, tanpa kejahatan, pertikaian pun berdebatan.
Kita Pernah
Tertawa sepuas-puasnya bagaikan tak pernah terjadi masalah
Saling menertawakan tanpa rasa curiga
Lalu menarik diri kepada mengasihi diri
Bagaikan masalah besar baru saja terjadi.
Kita pernah
Terluka seluka-lukanya
Laksana tersayat sembilu dan tak mungkin sembuh
Ia membekas dan seolah-olah hidup
Lalu kita mencari serupa penawar
Berjalan bersama
Menggali memori tentang
Kita pernah saling menertawakan.
Iya, kita pernah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H