Tanggal 2 Oktober merupakan hari perayaan batik nasional Indonesia. Hal ini sesuai dengan ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO yaitu Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, anggota Dharma Pertiwi memecahkan rekor membatik dengan canting versi MURI yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia. Pemecahan Rekor MURI membatik dengan canting ini melibatkan 5.000 anggota Dharma Pertiwi beserta unsur-unsurnya dan masyarakat umum.
Di wilayah Kodam IV/Diponegoro sendiri mengerahkan 1.500 orang yang terbagi di lima wilayah yakni Semarang, Pekalongan, Yogyakarta, Salatiga dan Surakarta. Untuk diwilayah Semarang diikuti oleh 300 orang yang dalam pelaksanaanya digelar di lapangan Makodam IV/Diponegoro (02/10/2018).
Ketua Dharma Pertiwi Daerah D Ny. Iir Wuryanto di sela-sela kegiatan menyampaikan, selain memperingati Hari Batik Nasional, kegiatan ini juga diselenggarakan untuk memperingati HUT TNI ke-73 dan HUT Kodam IV/Diponegoro ke-68 Tahun 2018.
Disampaikan, kegiatan ini untuk memperkenalkan batik jawa ke seluruh Nusantara dengan harapan dapat memecahkan rekor Muri dan dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Batik merupakan salah satu identitas bangsa dan sebuah kerajinan yang telah menjadi bagian dari Budaya Indonesia sejak dulu terutama di Jawa. Selain itu, batik adalah warisan budaya nusantara (Indonesia) yang mempunyai nilai dan perpaduan seni yang tinggi, syarat dengan filosofi dan simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya.
"Kegiatan ini merupakan upaya menggugah dan membangkitkan semangat seluruh komponen masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan budaya asli Indonesia", jelas Ny. Iir Wuryanto.
Menurut Ketua Dharma Pertiwi Daerah D, membatik massal dengan canting ini merupakan salah satu bentuk emansipasi wanita yang dilaksanakan oleh Dharma Pertiwi dalam mengajak wanita Indonesia untuk berkreasi dan mencintai budaya negeri serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan anggota Dharma Pertiwi dalam meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat.
"Sudah sepatutnya kita lestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda agar senantiasa menjadi jati diri bangsa", ungkapnya.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari, S.I.P., M.Si., Â Irdam, para Asisten, Â Kabalak, Â Ketua dan Wakil Ketua Dharma Pertiwi Daerah D beserta segenap Pengurus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H