Teater selalu menjadi tempat di mana cerita-cerita hidup dan menjadi nyata ketika disajikan di depan mata penonton. Unsur penonton, ruang dan waktu berperan penting dalam menciptakan pengalaman yang mendalam dan berkesan pada sebuah pertunjukan teater. Karya teater yang mengeksplorasi unsur-unsur ini dengan brilian dihadirkan pada pertunjukan berjudul "Wangsit Lingsir Wengi" yang digelar di Gedung AMPHI Teater pada hari Sabtu, 24 Juni 2023, pertunjukan ini berdasarkan cerpen "Wangsit Lingsir Wengi" karangan Devi Pratnya Sari salah satu mahasiswa Fakultas Sastra Indonesia, Universitas Pamulang dan disutradarai langsung olehnya.
"Wangsit Lingsir Wengi" adalah sebuah pertunjukan teater yang menyajikan perpaduan antara teater tradisional dan elemen-elemen kontemporer. Cerita yang diangkat dalam pertunjukan ini berkisah tentang perjalanan spiritual seorang anak perempuan yang berani mengeksplorasi dunia gaib dan menemukan wangsit yang menuntunnya. Cerita dimulai dari sepasang kakek nenek yang tidak dikaruniai anak dan sangat mendambakan keturunan bermimpi didatangi oleh seorang ratu yang menyuruhnya menemukan sebuah peti dihutan, kemudian esok harinya kakek tersebut berjalan ke hutan untuk mencari peti sesuai dalam mimpinya dan alangkah terkejutnya kakek menemukan sebuah peti yang berisi bayi perempuan. Bayi perempuan ini dinamai Arum Kinasih dan dirawat oleh sepasang kakek nenek sampai besar. Suatu saat Arum kinasih yang sudah besar ini mendengar desas desus warga kalau dirinya bukanlah keturunan dari kakek nenek sehingga mulai mencari tahu jati dirinya dan siapa orang tua yang sebenarnya.
Pertunjukan ini memadukan keindahan tari, musik, dan dialog yang kuat untuk membawa penonton masuk ke dalam dunia magis yang penuh misteri. Melibatkan penonton secara aktif, baik melalui interaksi langsung atau melibatkan mereka dalam adegan tertentu. Penonton bukan hanya menjadi saksi, tetapi juga bagian dari alur cerita, hal ini menciptakan keterlibatan emosional yang lebih dalam dan membuat pengalaman menonton semakin berkesan. Sehingga yang menjadi unsur penting dalam pertunjukan "Wangsit Lingsir Wengi" adalah penonton itu sendiri,
Selain itu, ruang juga memainkan peran penting dalam pertunjukan ini. "Wangsit Lingsir Wengi" pada dasarnya dapat dipentaskan di berbagai jenis ruang, baik itu panggung teater konvensional, tempat terbuka, atau bahkan ruang-ruang yang tidak biasa seperti bangunan bersejarah atau tempat sakral. Penempatan pertunjukan di ruang-ruang yang berbeda menciptakan atmosfer yang unik dan memberikan pengalaman yang berbeda pula bagi penonton. Pemilihan tempat pertunjukan ini di dalam sebuah Gedung tertutup agar menciptakan suasana yang lebih mendukung pada alur ceritanya dan didukung penataan cahaya yang menonjolkan suasana mistik yang mencekam.
Waktu juga menjadi unsur yang teramat penting dalam "Wangsit Lingsir Wengi". Pertunjukan ini memanfaatkan ritme dan durasi waktu secara efektif untuk mengendalikan suasana dan membangun ketegangan. Beberapa adegan mungkin berlangsung dengan tempo lambat untuk menciptakan ketenangan dan mengundang kontemplasi, sementara adegan lain mungkin berlangsung dengan tempo cepat untuk meningkatkan intensitas dan menghadirkan momen dramatis.
Karya Devi Pratnya Sari, "Wangsit Lingsir Wengi", telah berhasil mengeksplorasi unsur penonton, ruang, dan waktu dalam teater dengan cara yang luar biasa. Pertunjukan ini memberikan pengalaman yang tidak hanya sekadar menyaksikan sebuah cerita, tetapi juga menjelajahi dimensi emosi, fisik, dan spiritual penonton. Melalui perpaduan elemen-elemen tradisional dan kontemporer.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI