JAMBI -- Mulai tahun ajaran 2022/2023 sekolah dan madrasah memiliki opsi untuk memggunakan kurikulum baru, yakni kurikulum Merdeka. Mengembangkan kurikulum Tingkat satuan pendidikannya.
Perubahan kurikulum nasional selalu menarik perhatian  public respon positif terhadap kurikulum  Merdeka umumnya datang dari para pelajar dan orang tua yang merasa bahan kurikulum sebelum ini terlalu berat. Namun , ada juga kandungan mengulang kebijakan ini dengan spesifik perubahan kurikulum ditingkat nasional banyak kesesuain dilapangan apakah dampaknya akan sejalan dengan Upaya yang harus dilakukan
KRISIS BELAJAR
Sebagian Masyarakat terhadap perubahan bukan karena dasar.Dalam 20 Tahun Indonesia sudah 3 kali mengganti kurikulum nasional,yaitu pada 2004,2006 dan 2013.Kurikilum Merdeka akan menjadi pergantian,keempat ketika pada tahun 2024 ditetapkan sebagai kurikulum nasional.
Data dari studi IPT.S yang di analisis Amanda beatty dan peneliti HISE menunjukan,selama kurang waktu 2000-2014 pengurangan matematika dasar murid SD,SMP,SMA di Indonesia cenderung menurun.Sebagai ilustrasi pada 2014 hanya 20% murid kelas 3 yang bisa menjawab pertanyaan matematika untuk kelas.
Potret serupa terlihat dari FISA Study Internasional yang dilakukan setiap 3 tahun untuk mengukur penguasaan literasi membaca.Matimatika,dan sains murid berusia 15 tahun.Indonesia rutin mengikuti FISA sejak tahun 2000-2018 dalam kurang waktu tersebut.Skor rata-rata Indonesia tidak beranjak dari angka 370-400an,dengan hal tersebut hasilnya sekitar 200%murid IX-X di Indonesia yang memiliki kecakapan minimum dan lain hal memahami bacaan dan berstandar secara matematika.
Dengan kata lain,sesungguhnya Indonesia telah lama mengalami krisis hebat pandemi terutama yang lebih parahnya krisis tersebut,yang terutama yang perlu di stabilisasi adalah melonggarkan kesunjangan karena para akademisi menerapkan dear neang loast yang lebih besar dari murid dari keluarga miskin yang tinggal di wilayah-wilayah yang terbatas internetnya.
BAGIAN DARI PERUBAHAN SISTEMATIS
Krisi belajar merupakan problem multidimensi yang tidak bisa dipecahkan hanya dengan perubahan kurikulum.Krisisnya belajar ini hanya dapat diketahui oleh perubahan yang sistematis dan itulah yang sekarang dilakukan melalui rangkaian kebijakan Merdeka belajarnya melalu aspirasi nasional,
system pembelajaran dituntun berubah agar tidak lagi berkomunikasi pada kepatuhan administrative,tetapi pada kualitas pembelajaran dinas Pendidikan akan mendapat pendampingan agar dapat melakukan perencanaa membasis data tentang kualitas pembelajaran.
Kapasitas guru dan kepala sekolah juga dikuatkan melalui berbagai peraturan,guru penggerak,organisasi penggerak,sekolah penggerak,dan SMK pusat keunggulan.