Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan DBD atau demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini cenderung menggigit pada pagi dan sore hari. Gejala Demam Dengue umumnya dimulai dengan munculnya demam tinggi hingga 39 derajat Celcius. Namun, selain demam tinggi, terdapat ciri-ciri DBD yang khas yang perlu diwaspadai. Gejala DBD memiliki gejala sederhana yang mirip dengan demam dengue biasa, namun dapat memburuk menjadi lebih parah pada fase kritis. Pada fase kritis, terjadi penurunan trombosit yang sangat drastis, yang bisa menyebabkan perdarahan internal. Virus Dengue dapat masuk ke dalam aliran darah manusia melalui gigitan juga ketika nyamuk tersebut menghisap darah. Nyamuk yang menyebabkan demam berdarah memperoleh virus Dengue dari individu yang sudah terinfeksi virus tersebut. Jadi, seseorang memiliki potensi yang lebih tinggi terhadap penyakit ini apabila bertempat tinggal di daerah yang memiliki tingkat kasus pendarahan demam yang tinggi. Demam berdarah dapat menginfeksi anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit tersebut menyebar ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi demam berdarah, kemudian nyamuk tersebut terbang dan menggigit orang yang sehat. Demam berdarah umumnya ditemukan di daerah beriklim tropis, seperti Indonesia. Ketika musim hujan, kasus demam berdarah cenderung meningkat. Virus Dengue dapat menyebabkan demam berdarah dan demam berdarah dengue (DBD) yang merupakan dua kondisi yang berbeda. Dua kondisi tersebut memiliki perbedaan, yaitu DBD dapat menimbulkan gejala yang parah, sedangkan demam berdarah umumnya hanya menyebabkan gejala ringan. Namun, kedua kondisi tersebut memiliki tahap awal gejala yang serupa. Keluhan yang meliputi demam tidak kunjung sembuh dan tidak ada gejala bintik merah. Gejala DBD baru ini menyerupai demam pada gejala flu biasa, namun setelah dua sampai tiga hari, demam tidak turun.
 Cara mengatasi penyakit DBD yaitu dengan cara mencegah nyamuk Aedes berkembangbiak untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit DBD. Membersihkan genangan air di sekitar lingkungan seperti bak mandi, pot bunga, dan kaleng bekas bagian cara yang efektif untuk menghindari perkembangbiakan larva nyamuk. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dihimbau Masyarakat untuk secara rutin melakukan gerakan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang dapat menampung air. Penggunaan larvasida untuk membunuh larva nyamuk juga bisa menjadi langkah pencegahan yang sangat membantu dalam mengurangi populasi nyamuk Aedes. Membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menciptakan lingkungan bebas nyamuk Aedes. Masyarakat perlu diajarkan cara mengenali gejala-gejala DBD pada tahap awal seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit untuk deteksi dini dan pencegahan komplikasi yang membahayakan. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan gotong royong dan kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mengurangi potensi penyebaran DBD dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Salah satu langkah utama dalam mengobati DBD adalah dengan memastikan asupan cairan tubuh tercukupi. Saat mengalami DBD, tubuh cenderung mengalami dehidrasi akibat demam yang tinggi dan muntah yang berlebihan. Kondisi ini dapat menjadi lebih buruk jika tidak segera diatasi. Untuk itu, minumlah air putih secara teratur untuk mencegah dehidrasi. Selain air putih, konsumsi juga minuman elektrolit seperti oralit atau minuman isotonik untuk membantu mengembalikan keseimbangan cairan tubuh.Pencegahan DBD sangat penting, pengobatan juga tak kalah pentingnya. Penanganan medis yang cepat dan tepat diperlukan agar penderita tidak mengalami komplikasi serius atau perdarahan internal. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan harus siap menyediakan perawatan yang memadai untuk mengatasi DBD. Inovasi teknologi seperti aplikasi pelaporan kasus DBD dan pemetaan daerah rawan nyamuk dapat membantu pemerintah dan masyarakat prioritas tindakan. Pengembangan vaksin dengue oleh lembaga riset juga memberikan harapan baru dalam pencegahan penyakit ini. Vaksin dengue yang diperkenalkan di negara tropis dapat mengurangi risiko terinfeksi virus dengue. Vaksin masih dalam pengembangan, tapi diharapkan dapat membantu mengurangi kasus DBD di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI