Mohon tunggu...
Elsa Briliana Rahmadana
Elsa Briliana Rahmadana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan memiliki hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kondisi Kualitas Air Sungai di Kota Surabaya yang di Jadikan Air PDAM

13 Juni 2022   09:24 Diperbarui: 13 Juni 2022   09:47 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Tanpa air,  manusia tidak dapat hidup dengan sebagaimana mestinya, ataupun tidak akan ada kehidupan di bumi jika tanpa air. Air yang relatif bersih sangat dibutuhkan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan industri, dan keperluan manusia yang lain.

Tak terkecuali wilayah Surabaya, yang merupakan wilayah terpadat di provinsi Jawa Timur, yang pastinya membutuhkan ketersediaan air bersih yang tinggi. Namun, kondisi perairan di Surabaya, baik itu sungai atau laut sudah tercemar, sehingga hal ini harus mendapatkan perhatian yang serius. Sehingga secara kualitas, air sudah menjadi sumber daya yang mengalami penurunan. 

Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat dikarenakan kenaikan populasi. Berdasarkan pemantauan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, pada tahun 2013 menunjukkan 69,45% berstatus tercemar ringan, 22,22% tercemar sedang dan 8,33% tercemar berat, Pemantauan dilakukan dengan menggunakan parameter BOD dan TSS.

Kebutuhan air bersih pada wilayah Surabaya dan sekitarnya didapatkan dari pengolahan air sungai dari Kali Surabaya. Pengolahan ini dilakukan karena air di wilayah Surabaya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Menurut Arief Wisnu Cahyono, Direktur Utama PDAM Surya Sembada, faktor yang mempengaruhi kualitas air bersih adalah banyaknya limbah pencemar air baku dan kondisi pipa distribusi. 

Lebih dari 50 persen pipa distribusi air bersih di Kota Surabaya sudah mencapai di atas 30 tahun, bahkan hingga ada yang berusia 50 tahun, terutama pada kawasan padat penduduk. Peneliti Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) juga mengatakan bahwa ditemukannya klorin dan mikroplastik pada Sungai Kalimas, Surabaya. Klorin merupakan kandungan zat kimia yang dapat ditemukan dalam disinfektan, pembersih lantai, dan pemutih pakaian, yang tentunya bahaya bagi tubuh jika dikonsumsi.

Dengan kondisi seperti ini, tentunya biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan air akan semakin besar, dan risiko penurunan kualitas air olahan menjadi lebih besar. Hampir seluruh kasus pencemaran air akan mempengaruhi makhluk yang ada di bumi, tidak hanya manusia, namun juga biota liar alami. 

Oleh karena itu, masyarakat harus lebih peduli lagi dengan lingkungan yang di sekitarnya. Dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan daur ulang, dan lebih mengelola limbah rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun