Mohon tunggu...
Elsa Apriani
Elsa Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

informatics engineering student

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Krisis Literasi! Ini Pentingnya Literasi untuk Mahasiswa

18 Juni 2022   20:31 Diperbarui: 21 Juni 2022   22:10 2213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA - Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019.

"Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62," ujar Staf ahli Menteri dalam negeri (Mendagri), Suhajar Diantoro pada Rapat kordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021. Lebih lanjut, Kepala Perpusnas M Syarif Bando mengatakan persoalan Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi.

Literasi merupakan istilah umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa.

Budaya literasi sangat berkaitan erat dalam kehidupan sehari - hari karena dengan membiasakan diri untuk membaca buku maka dapat menambah pengetahuan bagi yang membaca. Namun seiring perkembangan zaman, budaya literasi semakin hari berkurang. Budaya literasi tergantikan oleh gadget atau smartphone.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi dan teknologi menjadi salah satu faktor utama. Dengan berkembangnya teknologi informasi seharusnya akses terhadap literasi juga lebih mudah. Namun semua itu berbanding terbalik dikarenakan sikap kritis yang juga berkurang atau terlalu fokus terhadap baca cepat atau skimming tanpa pemahaman lebih dalam dan kritis. Hal ini menyebabkan kemampuan menyaring informasi pun lemah dan mudah termakan hoax atau berita palsu.

Budaya literasi sendiri berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya kehidupan di kalangan mahasiswa. Para mahasiswa sangat berperan penting dalam budaya literasi. Peran yang dapat dilakukan mahasiswa supaya budaya literasi dapat berjalan dengan cara membiasakan diri dengan membaca buku dan mensosialisasikan kepada mahasiswa lainnya akan pentingnya membaca buku itu sendiri. Namun ada juga mahasiswa yang hanya membaca buku sebagai syarat untuk tugasnya. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus mengubah pemikiran yang seperti itu.

Dr. Roger Farr dalam bukunya Think Reading (1984) menuliskan, "reading is the heart of education" cukup menjelaskan bahwa budaya membaca adalah jantung pendidikan. Yang berarti, pendidikan tanpa berliterasi adalah percuma. Dengan literasi, mahasiswa juga mendapat banyak manfaat terutama untuk penyusunan tugas akhir baik skripsi, tesis, maupun disertasi. Bukan hanya dibutuhkan dalam proses belajar dan akademik mahasiswa itu sendiri, literasi juga berperan dalam melakukan perubahan di skala lebih besar dan ruang lingkup masyarakat lebih luas. "Agent of changes", agen perubahan, begitulah julukan yang disematkan bagi mahasiswa. Jadi sudah sepatutnya mahasiswa mampu membawa perubahan kepada masyarakat terutama melalui literasi. ( Farhan/SU29 ).

Beberapa hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan budaya literasi. Yang pertama mengoptimalkan penggunaan perpustakaan di kampus. Dengan terbiasa membaca buku di perpustakaan maka kita sebagai mahasiswa juga bisa menambah wawasan dan lebih mengerti hal - hal yang sedang dipelajari dengan berbagai buku referensi.

Kedua, bisa dengan cara mensosialisasikan kepada orang lain akan pentingnya budaya literasi itu sendiri. Dengan cara itu, orang lain yang belum mengetahui akan pentingnya budaya literasi tersebut, maka mereka akan mengetahui dampak positif yang dapat diambil jika terbiasa membaca buku. Ketiga, dengan cara mahasiswa diberikan tugas meresume materi yang bersumber dari buku. Cara tersebut bisa membuat mahasiswa terbiasa membaca buku dan mengetahui isi buku yang dibaca.

Dengan demikian, peran mahasiswa sangat penting bagi budaya literasi sendiri karena mahasiswa dianggap dapat menerapkan atau mengaplikasikan hal - hal positif dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga membuat budaya literasi itu sendiri tidak terkikis meskipun di era modern ini. Budaya literasi juga sangat penting bagi mahasiswa karena dengan terbiasa melakukan budaya literasi maka mempermudah mahasiswa dalam menempuh pendidikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun