Merasakan suasana kompasiana yang kemarin sempat dibikin agak semarak dengan ulah seorang membernya yang bernama akun Raizo (nama aslinya saya tahu, tapi rahasia), dan karena saya juga termasuk yang kena diusili olehnya, maka saya kemudian mencaritahu, apakah benar Raizo telah meretas dan masuk ke wilayah pribadi member lain (dashboard kompasianer). Saya melihat kesamaan koleksi yang terdapat pada akun-akun yang diretasnya, jumlahnya ada empat dan semua pada posisi tulisan yang sama. Bisa saya simpulkan bahwa, dalam menanam tulisannya pada masing-masing akun, sepertinya tidak dilakukan satu persatu lewat masing-masing dashboard kompasianer yang disusupi, melainkan melalui jalan luar dengan satu kali kontrol. Memang saya tidak mengetahui apa itu bahasa pemrograman yang digunakan seorang hacker/cracer dalam menyusup ke suatu sistem, namun melihat pola yang ada, saya menyangsikan bila Raizo melakukan itu dengan menjebol dashboard masing-masing kompasianer. Dan kemudian, saya membaca beberapa tulisan mengenai hal ini, termasuk tulisan Okta Aditya yang lebih gamblang menjelaskan mengenai cara kerja hacker, kemudian saya mencari informasi mengenai apa itu hacker beserta etikanya. Dan ternyata benar, seorang hacker adalah mereka yang dapat memasuki sebuah sistem komputerisasi tanpa diketahui oleh pemilik atau pengawas sistem komputerisasi tersebut. Seorang hacker umumnya tidak mengumumkan bahwa dia dapat menembus sistem keamanan tersebut, mereka selalu menghindari publikasi, dan hanay memberi tahu pemilik ataupun pengawas sistem komputerisasi tersebut agar pemilik yang habis dibobolnya dapat memperbaiki sistem keamanan komputernya.Raizo tidak bermain diwilayah itu. Kemudian mengenai etika, bahwa hacker tidak diperbolehkan menggunakan nama palsu, dan tidak diperbolehkan merusak sistem komputerisasi. Disini Raizo bukanlah nama asli, kemudian memang Raizo mengatakan tidak menyentuh data di dashboard selain meninggalkan empat buah karyanya sebagai koleksi. Saya tidak akan mengatakan bahwa motif Raizo adalah mencari perhatian, atau bahasa kerennya attention whore, karena setiap orang memiliki keinginan untuk diakui (pengakuan dari orang lain), meskipun dengan kadar yang berbeda, dan tidak etis pula jika mengatakan Raizo memiliki kehidupan kurang menyenangkan didunia nyata, karena itu bukan sebuah solusi dari apa yang dilakukan Raizo kemarin. Dan memang, apa yang dilakukan Raizo terlihat sensasional, tapi jika kita memahami dengan jernih, dari fakta-fakta yang ia torehkan dibeberapa akun, maka hal itu bukan dari hasil menjebol Dashboard, tapi dari kontrol luar, entah caranya bagaimana. Dan keisengan Raizo ini tentu saja ada yang merasa terganggu, dan was-was jika akunnya disusupi seseporang tanpa sepengetahuan, apalagi ada yang mengacak-acaknya, itu hal yang sangat wajar, jadi sebaiknya Raizo meminta maaf secara terbuka lewat artikel dan menjelaskan sebenar-benarnya apa yang terjadi. Berdasarkan analisa saya ini, maka saya bisa mengatakan dari kejadian kemarin, bahwa dashboard kompasiana masih aman, meskipun ada kasus terjadi salah kamar pada saat kompasiana sedang maintenance, tapi tidak segampang itu jika ingin menjebol dashboard kompasianer lain dengan niat sengaja. Dan dari info yang saya paparkan diatas, jelas Raizo bukanlah hacker sejati, karena dia telah menyepelekan etika dalam dunia perhackeran. Tapi saya cukup mengapresiasi apa yang dilakukannya, mencerminkan seorang yang pandai dalam mengaplikasikan ilmu dan kemajuan teknologi , meski selayaknya juga memahami etika dalam mengaplikasikan ilmunya. Sebab, ilmu yang tinggi dengan mental yang rendah sangat berbahaya. Be aware.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H