[caption id="attachment_176237" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Pergeseran nilai dimasyarakat yang menganggap profesi artis sebagai pekerjaan yang menjanjikan, kehidupan glamor yang dikelilingi dengan banyak harta, dan dijadikan idola oleh sebagian masyarakat, berpengaruh besar pada cita-cita generasi muda Indonesia, banyak generasi muda yang terinspirasi menjadi seorang artis, Fenomena ini, mengundang bermunculannya agen-agen pencari bakat, yang digunakan sebagai media pijakan seorang pemula, untuk mewujudkan impiannya menjadi artis, dan tidak tanggung-tanggung, agen-agen pencari bakat tersebut aktif hunting mencari calon artis yang akan mereka orbitkan lewat berbagai cara, mulai dari menyebar brosur pencarian bintang, membuat website untuk promosi, sampai mengamati foto-foto narsis yang diunggah di facebook, Dan saya merupakan salah satu orang yang hobi mengunggah berbagai macam foto di fb, dari foto bersama teman-teman, foto kegiatan yang saya ikuti, foto obyek yang saya suka, sampai foto diri yang boleh dibilang narsis, tapi bukan narsis yang dianggap sebagai gangguan jiwa itu lo, cuma narsis ala remaja, dan saya yakin, banyak juga kok yang suka mengunggah foto-foto narsisnya di facebook, jadi kegiatan mengunggah foto merupakan suatu hal yang biasa dimasa kini, karena sudah lazim dilakukan banyak orang, Dan dari kegiatan inilah, tidak disadari, dijadikan peluang bagi agen pencari bakat yang bergerak dibidang artist management untukmelancarkan aksi huntingnya lewat pertemanan facebook, karena saya termasuk orang yang tidak seletif dengan permintaan pertemanan dif b, jadi hamper seluruh permintaan pertemanan saya konfirmasi, Dan dari sinilah mereka kemudian mengirimkan pesan di fb tentang ketertarikannya dengan foto-foto narsis saya, bahwa foto-foto saya termasuk camera face, sehingga mereka berminat malakukan audisi dengan terlebih dahulu mengisi formulir yang ada di websitenya dengan isian keterangan nama dan alamat lengkap, di websitenya juga ada keterangan mengenai sudah banyaknya artis yang mereka orbitkan, karena saat itu saya lagi iseng dan ingin tahu cara kerja mereka (iseng apa ngebet jadi artis? he he), maka saya pun mengisi formulir itu, dan seminggu kemudian, ada surat panggilan audisi yang menyatakan saya lolos sebagai semi finalis "Pemilihan Model dan Bintang Sinetron Indonesia 2011", dan audisi diadakan di Ibukota propinsi (Surabaya), ini merupakan cabang dari artist management pusat (Jakarta), karena merasa tidak berbakat dan hanya iseng saja saya waktu itu, jadi panggilan ini tidak saya tanggapi, Satu bulan kemudian, panggilan audisi dari artist management yang sama datang lagi, mereka menyatakan bahwa mereka menyadari pada waktu itu saya berhalangan hadir dikarenakan berbagai kesibukan, maka kali ini saya diberi kesempatan lagi untuk audisi yang terakhir, hmmm, kok yang kelihatan lebih ngebet mereka ya? Saya pun kembali tidak menanggapinya, karena saya juga sadar diri kok, he he, tapi tak disangka, dua minggu kemudian, ada panggilan dari artist management yang berbeda, bahwa saya dinyatakan terpilih sebagai finalis pencarian bintang 2011, loh, mereka tahu dari mana nama dan alamat saya? karena saya belum pernah mendaftar di ajang itu, dan anehnya saya kok sudah jadi finalis? Saya pun tidak terlalu memusingkannya, hingga suatu hari, baru-baru ini sepupu saya dari Surabaya berkunjung ke rumah, ngobrol sana sini hingga masalah artist management inipun nyangkut jadi bahan obrolan, ternyata dia juga pernah mendapatkan panggilan seperti saya juga lewat facebook, karena lokasinya dekat, dan dia juga terdaftar dalam model agency, maka dia pun iseng ikut audisi, dan siapa tahu jadi artis beneran, he he, Bersama beberapa temannya yang juga ikut dipanggil, dia mengikuti audisi, yang dibagi menjadi tiga tahap, dan setiap tahap dilaksanakan selang dua minggu setelah pengumuman lolos tidaknya mereka dalam audisi sebelumnya, tahap pertama audisi menbayar biaya 250 ribu, dia dan teman-temannya dinyatakan lolos ke tahap kedua, begitu juga banyak peserta audisi lainnya yang dinyatakan lolos, , tahap kedua audisi, peserta diharuskan membayar dengan nilai yang sama seperti tahap awal, sekali lagi, sepupuku dan teman-temannya serta peserta lainnya banyak yang dinyatakan lolos ke tahap ketiga ditahap ketiga ini pun, peserta juga ditarik biaya 250 ribu lagi, tahap ini merupakan tahap audisi terakhir penentuan masuk tidaknya peserta dalam bintang yang akan diorbitkan artist management itu, kepalang tanggung, sepupuku dan teman-temannya yang sudah lolos pun mengikuti audisi ketiga ini, meski keberatan masalah biaya, tapi sudah serasa dipucuk mimpi, tinggal selangkah lagi, maka dibela-belain lah mengikuti tahap akhir audisi, Dan seperti menantikan kemenangan Timnas U-21 atas Brunei, harapan mereka untuk jadi artis pun harus dipending dulu, karena sepupuku dan semua teman-temannya dinyatakan tidak lolos pada audisi tahap akhir itu, apa mau dikata, setelah lolos beberapa tahapan yang membuat harapan mereka melambung, merekapun harus merelakan keinginannya menjadi artis tertunda, beserta melupakan akumulasi biaya yang mereka keluarkan saat mengikuti audisi, Berkaca dari pengalaman itu, benar tidaknya suatu artis management mengadakan audisi mencari bintang seperti itu, membuka mata kita untuk mewaspadai adanya celah dimanfaatkan karena terdorong keinginan menjadi artis, meskipun pertamanya mengikuti audisi hanya iseng, namun dilihat dari proses tahapan audisi yang selalu disertai biaya, menunjukkan bahwa adanya pihak yang pandai melihat peluang, memanfaatkan situasi dengan mencoba mengambil keuntungan dari kondisi akan banyaknya orang yang bermimpi menjadi artis, dengan berperan sebagai agen pencari bakat, entah betulan atau hanya kedok, mereka berburu bintang baru dengan prasarat audisi berbayar, yang kemudian terkesan hanyalah sebagai suatu jebakan mencari untung dengan mengatasnamakan artist management.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H