Dilihat dari pengertian diatas, hal itu dapat dilihat dari banyaknya pemberitaan mengenai kenakalan remaja seperti yang baru-baru ini terjadi kasus pembancokan yang dilakukan oleh pelajar, kasus asusila dikalangan sesama remaja, dan kasus remaja yang menjadi penjual narkoba. Dari berbagai macam kenakalan remaja ada beberapa kenakalan yang dianggap keren bagi generasi saat ini, yakni Gen Z yaitu seperti merokok dan mabuk-mabukan, banyak sekali ditemui pelajar yang masih memakai seragam merokok di jalanan dan mereka yang sudah berusia 17 tahun serta telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) bisa sewenang-wenang menggunakannya untuk membeli minuman keras dan mengunjungi tempat-tempat yang seharusnya tidak untuk anak seusia mereka. Selain itu, tanpa disadari kini sangat banyak ditemukan gaya berbusana anak-anak atau remaja tidak sesuai usianya, mereka berdandan layaknya orang dewasa. Gaya berpacaran gen z saat ini juga cukup mengkhawatirkan, yang dapat merusak moral mereka. Selain itu, kenakalan remaja yang dianggap keren yaitu mengendari kendaraan sebelum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), banyak terjadi kasus kecelakaan lalu lintas karena aksi ugal-ugalan remaja dalam membawa kendaraan di jalanan. Mereka beranggapan dengan mengendarai motor atau mobil di jalanan secara ugal-ugal atau kebut-kebutan membuatnya terlihat keren. Gen Z cenderung meniru prilaku idolanya atau gaya dari luar negeri yang dianggap lebih keren tanpa memikirkan dampak buruknya.
Faktor
Para sosiolog, psikiater, dan kriminolog setuju bahwa penyebab kenakalan remaja bukan bersifat tunggal. Biasanya, hal ini terjadi ketika anak tersebut terpapar pengaruh buruk dari berbagai faktor dan dalam jangka waktu lama tanpa pernah ada intervensi baik di tengah kehidupannya. Secara umum, penyebab kenakalan remaja bisa dibagi menjadi duaÂ
faktor, yakni internal dan eksternal. Berikut penjelasannya:
Faktor Internal
 Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri remaja, meliputi:
Krisis identitas, perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
Faktor kepribadian, masa remaja dikatakan sebagai masa di mana seseorang sedang mencari jati diri. Pada periode ini, seseorang akan meninggalkan masa anak-anak untuk menuju kedewasaan.
Faktor status dan peranannya dalam masyarakat, tindakan menyimpang terhadap hukum yang pernah dilakukan seorang anak, mendorongnya kembali untuk berbuat menyimpang.
Faktor Eksternal
Berkebalikan dengan faktor internal, faktor ini disebabkan dari lingkungan sekitar remaja, seperti: