Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan Sindrom ialah himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu. Hal-hal seperti emosi dan tindakan yang biasanya secara bersama-sama membentuk pola yang dapat di identifikasi.
Sedangkan kuliah sendiri ialah belajar di perguruan tinggi negeri, setingkat lebih tinggi dari SMA (Sekolah Menengah Atas). Kalau SMA bajunya yang dikenakan warnanya mesti putih abu-abu, pramuka, batik dan olah raga, tidak boleh berpakaian selain itu. Jam belajarnya teratur dari jam delapan pagi sampai siang atau sampai sore kalau ada jam tambahan. Kuliah jam belajarnya tidak teratur, kadang jadwalnya jam dua belas siang bisa bergeser setelah ashar. Alasannya ? klasik, dosennya banyak seminar dan sederet alasan akademis lainnya. Kuliah tidak lagi harus pakai putih abu-abu, boleh pakai baju bebas, tabrak warna juga boleh. Baju hijau, jins oren, sepatu pink, tas coklat !. Boleh juga bergincu dan sederet aksesoris boneka Barbie lainya.
Lupa buat tugas? tenang saja , dosen tidak akan memberi hukuman berdiri didepan kelas atau membersihkan toilet. Ketika sudah memasuki dunia perkuliahan kita dianggap manusia dewasa yang sudah piawai membedakan mana yang baik dan buruk. Semua di kembalikan ke mahasiswa masing-masing, tidak membuat tugas di tunggu tugasnya tahun depan .Ngumpul tugas bareng adik tingkat.
Manusia yang kuliah disebut Mahasiswa , Maha artinya paling tinggi, paling besar, paling hebat dan paling-paling lainnya . Pendeknya Mahasiswa adalah siswa yang paling hebat, paling tinggi dibanding dengan siswa --siswa lainnya.
Membaca sejarah Indonesia pada tahun 1998, mengingat rezim pemerintahan waktu itu kata "Mahasiswa" selalu lekat. Tahun 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan mahasiswa ini menjadi monumental karena dianggap berhasil melengserkan Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia yang telah di dudukinya selama 32 tahun.
Selain pernah menjadi hero pada tahun 1998 sederet tujuan mulia juga melekat pada apa yang disebut Mahasiswa. Agent Of Change (Generasi Perubahan), Social Control (Generasi Pengontrol), Iron Stock (Generasi Penerus), Moral Force (Gerakan Moral) adalah sederet harapan mulia yang disematkan kepada Mahasiswa. Pernah menjadi heroik pada tahun 1998, sederet harapan mulia di pinta. Perguruan tinggi tempat Mahasiswa itu belajar juga membuat pilar-pilar kokoh yang kemudian hari diharapkan dapat menjadi jembatan bagi para mahasiswa untuk mencapai harapan mulia tadi. Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari  Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan , Pengabdian kepada Masyarakat ialah pilar-pilar kokoh tersebut.
Dilapangan, dalam dunia kenyataan, dalam pengimplementasian ?. Ah tidak usah di bahas .
Hidup sebagai mahasiswa dengan sederet label mulia yang melekat , dapat subsidi dari orang tua (bagi yang dapat) sungguh bukan posisi yang buruk. Boleh dikatakan mahasiswa adalah mahluk yang indah. Â Benar tidak benar, sunguh-sungguh atau hanya cover saja tetap sang Maha-Mahasiswa, sang mahluk indah.
Saya pribadi setelah dua minggu di wisuda masih fine-fine saja, masuk tiga minggu lalu genap satu bulan bertambah lagi dua minggu lagi gelisah mulai melanda. Ternyata keadaan saya tidak jauh berbeda dengan teman-teman satu periode wisuda. Teman saya itu katanya dua minggu di rumah baik-baik saja setelah sebulan mulailah ia mudah marah dan mudah tersinggung.
***
Setelah hiruk-pikuk membuat skripsi, setelah senyum lebar dihari wisudah. Sang Maha-Mahasiswa harus menghadapi dunia, Dunia Kenyataan.