Mohon tunggu...
ELSA NABILADAESANI
ELSA NABILADAESANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya suka dengan kegiatan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kepercayaan Masyarakat terhadap Manfaat Rumput Fatimah Bagi Ibu Hamil dan Bayi: Antara Mitos atau Fakta

21 Juni 2024   17:30 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:40 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tradisi -tradisi yang tersebar di beberapa di Indonesia banyak mengandung kebudayaan dan mitos – mitos. Salah satu yang disorot dalam artikel ini adalah tradisi mengenai Ibu Hamil dan juga Persalinan. Bebearapa dari kebudayaan tersebut yang dapat mempengaruhi kesehatan . Salah satu kebudayaan yang ada dimasyarakat sejak dahulu yaitu meminum
Rumput Fatimah bagi ibu hamil ketika mendekati fase persalinan, masyarakat percaya
bahwa hal tersebut dapat memperlancar atau mempercepat proses persalinan. Caranya
tanaman Rumput Fatimah di seduh dengan air panas beberapa saat kemudian di minum.
Hal ini di dukung oleh kesaksian dari narasumber saya yaitu Ibu Siti Farida yang berasal dari daerah Madura, Jawa timur. " Dulu sekali anak saya yang pertama lahiran dengan lancar karena saya memberinya minum rumput fatimah sewaktu mendekati pembukaan akhir, entah kenapa sekarang banyak kasus kematian ibu dan anak akibar rumput fatimah" ujar beliau. Namun nyatanya saat ini banyak sekali
ditemukan kasus ibu hamil yang keguguran bahkan meninggal karena pendarahan
diakibatkan karena mengonsumsi Rumput Fatimah. Lantas apakah yang menyebabkan Rumput Fatimah mampu memakan korban ?

Rumput Fatimah (Anastatica hierochuntica L.) merupakan tanaman gurun pasir
yang berasal dari Arab. Penggunaan Rumput Fatimah oleh ibu hamil diindonesia sudah
menjadi hal yang lumrah karena diyakini dapat membantu kontraksi saat merlahirkan.
Hal ini karena rumput Fatimah mengandung flavonoid, fitoestrogen, estrogenlike
substance serta mineral lainnya, senyawa ini bekerja mirip dengan hormone estrogen,
senyawa ini dapat merangsang reseptor hormone oksitosin meningkat yang mampu
beberikan kontraksi pada pada rahim. Namun, meminum Rumput Fatimah tidak
dianjurkan untuk ibu hamil, pasalnya kontraksi kuat yang ditimbulkan setelah meminum
Rumput Fatimah menyebabkan resiko yang berbahaya dan dapat menyebabkan
pendarahan, apalagi ketika mulut rahim belum terbuka. Kontraksi yang kuat ini
menyebabkan pembuluh darah pada rahim pecah dan otot menjadi tegang. Kontraksi
yang ditimbukan oleh tanaman ini akan terjadi terus-menerus,tanpa jeda waktu istirahat.
Bagi ibu hamil yang sudah mengonsumsinya sebelum ada pembukaan pada jalur lahir,
kontraksi pada rahim akan sangat kuat. Bila ibu sudah tidak tahan akan kontraksi yang
dirasakan, maka ibu akan mengejan terus-terusan padahal jalur lahir masih sedikit
terbuka, hal ini menyebabkan kemungkinan rahim akan robek,pendarahan, atau bahkan
janin meninggal. Efek tanaman ini berbeda – beda, contohnya ibu hamil yang
pembukaan jalur lahirnya hampir sempurna tanaman ini dapat mempercepat kelahiran.

Rumput Fatimah yang digunakan masyarakat secara turun-temurun memang
dapat mempercepat proses persalinan, Namun Rumput Fatimah tidak dianjurkan
dikonsumsi oleh Ibu hamil melainkan ibu yang sedang dalam fase persalinan dan sudah
mengalami pembukaan jalan rahim yang hampir sempurna, Itupun harus di
konsultasikan kepada dokter maupun bidan. Penggunaan Rumput Fatimah kepada ibu
hamil di kalangan masyarakat harus di beri edukasi tentang penggunaanya, karena di
masyarakat sendiri masih banyak yang beranggapan bahwa Rumput Fatimah
bermanfaat untuk ibu hamil tanpa tau dosis yang seharusnya di berikan. Pemberian
Rumput Fatimah pada ibu hamil tanpa dosis yang tepat dapat menyebabkan akibat yang
fatal seperti pendarahan, keguguran,bahkan kematian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun