Mohon tunggu...
Elsa Maryanti Zebua
Elsa Maryanti Zebua Mohon Tunggu... Lainnya - Elsa Maryanti Zebua dari Peserta KPM Tematik 2021, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, IAIN Langsa

KPM Tematik 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Usaha Tempe Membantu Perekonomian di Desa Seulalah yang Melokal

19 April 2021   23:21 Diperbarui: 20 April 2021   00:05 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempe adalah makanan pokok yang berbahan dasar kacang kedelai yang jauh dari teknologi modern, pembuatannya masih sangat tradisional dan dibungkus menggunakan daun dan kertas. Ada pula membungkus menggunakan plastik, dan rasanya juga berbeda-beda.  Tempe tidak hanya dikenal dengan rasanya yang enak tapi harganya  pun sangat murah meriah, siapapun dapat membelinya terutama masyarakat menengah. Banyak yang menyukai kuliner berbahan dasar kacang kedelai tersebut, baik disantap sebagai lauk maupun camilan, olahan kuliner tempe pun berkembang semakin pesat.

Seulalah me[upakan sebuah gampong yang terletak di kecamatan Langsa Lama, kota Langsa, Aceh. Pada tahun 2010, gampong ini dimekarkan untuk membentuk Gampong Seulalah Baru. Terdapat Warung Raja Tempe di Seulalah baru. Lalu Seulalah Atas setelah melewati Seulalah Bawah, tepat simpang tiga menuju desa Keumuning ada sekolah SMP Negeri 8 Langsa, Yayasan, Masjid, TPA, dan Balai Pengajian. Tempatnya masih cukup asri walaupun berdekatan dengan pusat Kota Langsa. 

Namun, di desa tersebut hampir mirip dengan hiruk pikuk kota yang dilintasi kendaraan. Di Seulalah juga ada seperti jurang, bukit-bukit yang tidak terlalu tinggi, SD Negeri 1 Seulalah, dan masih banyak lagi. Tepat menuju kemuning dan masih berdekatan dengan sekolah SMP Negeri 8 Langsa ada sebuah Cafe bernama Plato Coffee Kencana. Tempatnya yang asri, jauh dari masyarakat, menu yang enak, dan wifi yang lancer. Bukankah menjadi objek tempat bersantai yang nyaman. 

Tidak hanya itu, ada pula kandang ayam putih milih pebisnis ayam tepat didekat sungai yang sudah mati yang dikelilingi dengan pohon-pohon dan semak-semak di jurang yang tidak terlalu dalam tersebut. Adapula perkebunan sawit, apabila sudah panen dan ditebang maka masyarakat dapat memanen jamur-jamur yang menempel di pohon sawit. Masyarakat setempat juga sering mencari sayur-mayur di hutan yang menuju gang pusara. Mereka sering menyebutnya dengan "ngeramban".

Dulu, Seulalah masih dikenal dengan Seulalah Atas dan Seulalah Bawah, namun sudah ada Seulalah Baru setelah dimekarkan. Walaupun Seulalah sangat melekat dengan kuliner, Desa tersebut juga melekat dengan desa yang sering banjir juga. Seperti halnya desa tetangga yang sering terkena banjir.

Di Seulalah, sudah tidak asing dengan tempe. Banyak ditemukan pabrik tempe rumahan, dan warung gorengan. Konsumen yang berdatangan juga berbagai jenis dan kalangan. Di pabrik tempe, konsumennya merupakan masyarakat desa Seulalah, luar desa, hingga luar kota. Tempe dijajal dipabrik yang nantinya konsumen sendiri yang akan membeli hingga dibawa keliling desa Seulalah.

Seulalah banyak ditemukan tempe yang dibungkus menggunakan daun, masyarakat menyebutnya dengan tempe daun. Mereka sudah terbiasa dengan adanya tempe daun, dimanapun ada tempe daun disekitar desa Seulalah. Pagi-pagi sekali, ada penjual menaiki sepeda untuk menjajal tempe dan pembeli yang berdatangan ke pabrik tempe untuk membelinya. Menurut sepengetahuan saya, warga desa sering mendatangi pabrik rumahan tersebut pada pagi hingga sore hari.

Tempe yang dibuat masih sangat tradisional, masih digiling menggunakan tangan dan menggunakan kayu bakar untuk menghasilkan kacang kedelai siap produksi sebagai tempe yang renyah. Tempe yang sudah direbus bisa diberikan ragi dan tepung, ragi untuk memproduksi tempe adalah ragi khusus tempe. Kemudian, kacang kedelai dimasukkan  ke dalam baskom dan dibungkus menggunakan daun kertas. Ragi tempe dipergunakan untuk pembuatan tempe yang mengandung jamur tempe. Secara tradisional, biasanya diambil dari daun pisang bekas pembungkus tempe pada waktu pembuatan. Ragi juga dapat ditemukan dipasaran yang dapat diperjualbelikan.

Bahan utama membuat tempe adalah kacang kedelai, apabila krisis ekonomi seperti pandemik pada saat ini. Maka, masalah utama pada pembuatan tempe adalah persediaan kacang kedelai yang sulit didapat akibat naiknya harga kacang kedelai. Namun, masalah tersebut tidak meruntuhkan semangat berbisnis walaupun sedikit kecewa. Karena, jika persediaan kacang kedelai menurun maka pembuatan tempe menjadi terhambat. Jika sudah begitu, pebisnis harus mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mempertahankan usaha dan cita rasanya tanpa mengecewakan konsumen.

Walaupun terjangkau, masalah ekonomi yang dialami masyarakat desa masih ada yang bermasalah. Terutama pada saat pandemik yang merugikan banyak pihak. Terutama bagi pedagang yang ada d Seulalah. Perekonomian pada masyarakat Seulalah adalah menengah ke bawah dan ke atas. Walau begitu, banyak juga yang perekonomian masih rendah. Persoalan perekonomian memang menjadi hambatan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi usaha tempe bukan menjadi sangat membantu masyarakat setempat. Tetap dapat memenuhi kebutuhan dapur walaupun sedikit sulit.

Rasanya sangat gurih dan lezat apalagi jika sudah disulap menjadi lauk pauk hingga cemilan, harganya juga sangat terjangkau. Sangat membantu ibu-ibu di tanggal tua bukan? Banyak keluhan ibu-ibu mengenai kebutuhan dapur. Ibu-ibu menjadi sangat senang dengan adanya pabrik tempe rumahan, tidak hanya membeli secara murah tetapi mendapat harga pabrik. Sangat menguntungkan terutama bagi warga Seulalah. Kualitas tinggi, segar, dan murah meriah. Itulah nilai utama bagi masyarakat di desa Seulalah.

Tidak hanya menguntungkan pembeli yang merasa puas dengan adanya pabrik tempe rumahan di sekitar desa mereka, penjual juga merasa senang bisa berbisnis dan masyarakat sangat menerima. Pebisinis tempe mendapatkan pekerjaan dan membuka lapangan pekerjaan. Sangat menguntungkan banyak pihak bukan?

Tidak hanya itu, pencemaran pada pabrik tempe juga masih sangat minim. Konsumen juga dapat mengonsumsi makan sehat dan bergizi. Apalagi masih dibuat secara tradisional yang bernilai jual dan layak konsumsi. Tidak ada alasan untuk tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarga, karena sudah jelas dengan rasa dan gizi pada tempe tersebut.

Masyarakat luar desa hingga luar kota sudah berbondong-berbondong membeli tempe di Seulalah apalagi masyarakat setempat. Bahkan, tidak hanya terkenal dengan tempe sebagai makanan pokok. Banyak ditemukan warung-warung menjualan cemilan berupa tempe goreng, salah satunya Warung Raja Tempe yang bertempat di Seulalah Baru. Setiap kalangan sudah mengetahui akan adanya warung tersebut, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan generasi milenial.

Sering ditemukan konsumen berdatangan di Warung Raja Tempe tersebut, warungnya cukup unik dan bagus. Tidak seperti warung gorengan pada umumnya, di Warung Raja tempe terdapat bangunan kaca, bertingkat dua, dan tempat duduk beserta meja di sekitar halaman warung, warung Raja Tempe dikelilingi dengan rumah-rumah masyarakat setempat.

Warung Raja Tempe juga mempunyai pabrik tempe yang diedarkan di warung tersebut. Dan, warung-warung biasa juga rasanya tidak kalah enak yang pastinya tempenya diambil langsung dari pabrik tempe sekitar. Kalau sudah mengetahui rasanya yang enak, pasti masyarakat awam sekalipun mengetahui berapa harga tempe goreng yang dijual pada umumnya. Harga tempe goreng berkisar 500, 1000, hingga 2000 rupiah per tempe gorengnya.

Warung gorengan tidak hanya menjual tempe goreng tapi juga beraneka ragam gorengn. Di Warung Raja Tempe tidak hanya menjual gorengan, tetapi si pelaku bisnis juga menjual bakso. Bagaimana tidak menggugah selera para pecinta kuliner jika yang dijual rasanya enak, beraneka ragam, dan terjangkau. 

Masyarakat setempat juga menyukai sarapan pagi dengan tempe goreng khas rumahan, menu pagi hari berupa nasi, tempe goreng, dan teh. Itu adalah sarapan pagi yang nikmat dan terjangkau, tidak terbeban akan kekurangan. Tempe juga dapat dimasukkan kedalam menu makan siang dan malam. Digoreng dengan api sedang dan diolah sesuai selera dan kemampuan koki rumahan. Lalu, dihidang bersama keluarga masing-masing. 

Dapat mempererat kekeluargaan yang merupakan bagian dari nilai sosial. Hidup rukun bersama keluarga dapat diciptakan sebaik mungkin oleh setiap keluarga, tidak masalah jika perekonomian menurun. Setiap keluarga mempunyai cara untuk mempertahankan nilai kekeluargaan, maka dapat dilihat dan dilakukan bagaimana caranya perekonomian bukan menjadi masalah utama.

Masyarakat dapat menikmati kuliner tempe kapanpun, olahan gorengan buatan sendiri atau mebeli dari warung dan disantap di rumah saat santai apalagi ketika hujan mengguyur desa yang asri tersebut. Masyarakat juga bisa datang langsung ke Warung untuk menikmati tempe goreng atau cemilan lain sambil bersantai menikmati indahnya suasana warung yang dikelilingi dengan suasana desa Seulalah.

Sering juga di temukan masyarakat sekitar menyantap gorengan bersama-sama, tidak hanya menghemat biaya. Namun, dapat meningkatkan rasa sosial yang menjadi kebutuhan manusia. Manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan, dan memiliki tenggang rasa terhadap sesama. Bersosial  tidak hanya di temukan saat makan bersama tetapi juga ketika membersihkan lingkungan, bermain, belajar, berpendapat, dan lain-lain.

Tempe juga sangat cocok dengan kehidupan bersosial, dari cara pembuatannya saja sudah dilakukan bersama-sama. Seperti halnya butiran-butiran kacang kedelai yang  ada pada sejumlah baskom dan dibungkus oleh para ibu-ibu, penjual bertemu dengan pembeli, hingga dikonsumsi. Mengonsumsi tempe dapat dilakukan secara sendiri dan bersama-sama. Namun, alangkah lebih nikmat jika dikonsumsi secara bersama-sama.

Nah, Seulalah memang sudah terkenal dengan kulinernya. Mulai dari, tahu, keripik, bakso, hingga tempe yang menjadi topik pembahasan penulis. Masyakarakat menjadi lapar jika sudah berada di Seulalah, Seulalah juga menjadi tujuan pengunjung jika memikirkan ingin bersantai dimana. Desanya asri dan warung-warung-warung di Seulalah tidak kalah asri. Khas desa pada umumnya, walaupun berdekatan dengan perkotaan yang dipenuhi toko, kantor, warung, sekolah, pusat perbelanjaan, dan polusi. Tetapi, di Seulalah juga dapat merasakan kebisingan kota Langsa dengan adanya kendaraan melintasi desa tersebut. Namun, kota Langsa masih menjadi dominan akan kebisingan dari kendaraan yang melintasi

Seperti itulah, usaha tempe daun di Seulalah yang memiliki rasa enak, bergizi, ramah lingkungan, harga terjangkau, dan merakyat. Tempe yang banyak digemari berbagai kalangan, membantu perekenomian berbagai pihak itu menjadi daya tarik tinggi dari desa yang indah dan asri tersebut. Masyarakat yang ramah juga menjadi nilai sosial yang baik bagi desa Seulalah. Nilai sosial di desa Seulalah sangat menguntungkan bagi warga desa dan pengunjung yang berdatangan. Saling menguntungkan, pengunjung yang puas akan kuliner, suasana desa yang asri, dan ramah. Lalu, pebisinis semakin maju menjalankan bisnis. Kemudian, Masyarakat desa dapat mengonsumsi tempe yang murah dan bergizi dari pebisnis. Nilai sosial juga sangat dibutuhkan di berbagai tempat maupun tempat, itu sudah menjadi kodrat manusia. Terutama, bagi Negara Indonesia yang sangat menjujung tinggi dan mempraktikkan nilai sosial.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun