Tidak hanya menguntungkan pembeli yang merasa puas dengan adanya pabrik tempe rumahan di sekitar desa mereka, penjual juga merasa senang bisa berbisnis dan masyarakat sangat menerima. Pebisinis tempe mendapatkan pekerjaan dan membuka lapangan pekerjaan. Sangat menguntungkan banyak pihak bukan?
Tidak hanya itu, pencemaran pada pabrik tempe juga masih sangat minim. Konsumen juga dapat mengonsumsi makan sehat dan bergizi. Apalagi masih dibuat secara tradisional yang bernilai jual dan layak konsumsi. Tidak ada alasan untuk tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarga, karena sudah jelas dengan rasa dan gizi pada tempe tersebut.
Masyarakat luar desa hingga luar kota sudah berbondong-berbondong membeli tempe di Seulalah apalagi masyarakat setempat. Bahkan, tidak hanya terkenal dengan tempe sebagai makanan pokok. Banyak ditemukan warung-warung menjualan cemilan berupa tempe goreng, salah satunya Warung Raja Tempe yang bertempat di Seulalah Baru. Setiap kalangan sudah mengetahui akan adanya warung tersebut, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan generasi milenial.
Sering ditemukan konsumen berdatangan di Warung Raja Tempe tersebut, warungnya cukup unik dan bagus. Tidak seperti warung gorengan pada umumnya, di Warung Raja tempe terdapat bangunan kaca, bertingkat dua, dan tempat duduk beserta meja di sekitar halaman warung, warung Raja Tempe dikelilingi dengan rumah-rumah masyarakat setempat.
Warung Raja Tempe juga mempunyai pabrik tempe yang diedarkan di warung tersebut. Dan, warung-warung biasa juga rasanya tidak kalah enak yang pastinya tempenya diambil langsung dari pabrik tempe sekitar. Kalau sudah mengetahui rasanya yang enak, pasti masyarakat awam sekalipun mengetahui berapa harga tempe goreng yang dijual pada umumnya. Harga tempe goreng berkisar 500, 1000, hingga 2000 rupiah per tempe gorengnya.
Warung gorengan tidak hanya menjual tempe goreng tapi juga beraneka ragam gorengn. Di Warung Raja Tempe tidak hanya menjual gorengan, tetapi si pelaku bisnis juga menjual bakso. Bagaimana tidak menggugah selera para pecinta kuliner jika yang dijual rasanya enak, beraneka ragam, dan terjangkau.Â
Masyarakat setempat juga menyukai sarapan pagi dengan tempe goreng khas rumahan, menu pagi hari berupa nasi, tempe goreng, dan teh. Itu adalah sarapan pagi yang nikmat dan terjangkau, tidak terbeban akan kekurangan. Tempe juga dapat dimasukkan kedalam menu makan siang dan malam. Digoreng dengan api sedang dan diolah sesuai selera dan kemampuan koki rumahan. Lalu, dihidang bersama keluarga masing-masing.Â
Dapat mempererat kekeluargaan yang merupakan bagian dari nilai sosial. Hidup rukun bersama keluarga dapat diciptakan sebaik mungkin oleh setiap keluarga, tidak masalah jika perekonomian menurun. Setiap keluarga mempunyai cara untuk mempertahankan nilai kekeluargaan, maka dapat dilihat dan dilakukan bagaimana caranya perekonomian bukan menjadi masalah utama.
Masyarakat dapat menikmati kuliner tempe kapanpun, olahan gorengan buatan sendiri atau mebeli dari warung dan disantap di rumah saat santai apalagi ketika hujan mengguyur desa yang asri tersebut. Masyarakat juga bisa datang langsung ke Warung untuk menikmati tempe goreng atau cemilan lain sambil bersantai menikmati indahnya suasana warung yang dikelilingi dengan suasana desa Seulalah.
Sering juga di temukan masyarakat sekitar menyantap gorengan bersama-sama, tidak hanya menghemat biaya. Namun, dapat meningkatkan rasa sosial yang menjadi kebutuhan manusia. Manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan, dan memiliki tenggang rasa terhadap sesama. Bersosial  tidak hanya di temukan saat makan bersama tetapi juga ketika membersihkan lingkungan, bermain, belajar, berpendapat, dan lain-lain.
Tempe juga sangat cocok dengan kehidupan bersosial, dari cara pembuatannya saja sudah dilakukan bersama-sama. Seperti halnya butiran-butiran kacang kedelai yang  ada pada sejumlah baskom dan dibungkus oleh para ibu-ibu, penjual bertemu dengan pembeli, hingga dikonsumsi. Mengonsumsi tempe dapat dilakukan secara sendiri dan bersama-sama. Namun, alangkah lebih nikmat jika dikonsumsi secara bersama-sama.