Baleho Gebyar SMK Muhammadiyah Muntok persembahan Pemuda Muhammadiyah Bangka Barat dalam rangka merayakan dan memeriahkan milad ke 85 Pemuda Muhammadiyah
MUNTOK -- Untuk memperkokoh dan memperkuat persaudaraan jelang ramadhan, warga Muhammadiyah Bangka Barat jalin silaturahim, Kamis kemarin (11/5/2017) di gedung PDM Bangka Barat.
Agenda dalam silaturahim ini, pertama, pengumuman dan pembacaan hasil tarjih Muhammadiyah tentang penetapan 1 ramadhan 1438 H, 1 Syawwal 1438 H dan 1 Dzulhijjah 1438 H. Kedua, pembukaan seremonial Gebyar SMK Muhammadiyah Muntok dalam rangka merayakan Milad ke 85 Pemuda Muhammadiyah. Ketiga, ceramah agama sambut ramadhan oleh PWM Bangka Belitung.
Zhumrowi Akyar selaku sesepuh Muhammadiyah Babar dalam sambutannya mengatakan bahwa silaturahim memang suatu hal yang menjadi keharusan bagi kita untuk dilakukan, karena bila silaturahim lama tidak kita lakukan takutnya nanti kita tidak kenal lagi akan sesama.
Ia juga menyinngung sedikit tentang ramadhan, bagaimana kesiapan dan bekal untuk ramadhan kali ini. Agar dalam ramadhan kita memperoleh berkah dan kemanfaatan bulan penuh keberkahan.
Untuk hasil keputusan tarjih Muhammadiyah tentang penetapan hisap hakiki wujudul hilal 1 ramadhan dan 1 syawwal 1438 H, 1 Ramadhan ditetapkan pada tanggal 27 Mei 2017, 1 Syawwal ditetapkan pada tanggal 25 Juni 2017 dan 1 Dzulhijjah pada tanggal 23 Agustus 2017.
Penetapan ini merupakan hasil tarjih Muhammadiyah di pusat berdasarkan Maklumat Nomor: 01/MLM/I.0/E/2017, dan berlaku untuk seluruh warga Muhammadiyah di seluruh nusantara.
Sementara untuk seremonial pembukaan gebyar SMK Muhammadiyah Muntok dibuka oleh ketua PDM Babar, Bapak Sarbudion. Ia berharap dengan dilaksanakannya gebyar ini akan menarik minat kepada pelajar dan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke SMK Muhammadiyah Muntok, khusunya warga Muhammadiyah.
Acara terakhir ceramah agama jelang ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Rahmad Wahidin. Dalam kesempatan ini ia menyampaikan penjelasan tentang surat Al-Maidah ayat 41.
Dalam beragama kita tidak boleh berdasarkan hawa nafsu dan berandai-andai. Agama itu adalah sesuatu yang hak. Jadi jangan sekali-sekali beragama itu mengandalkan hawa nafsu. Beragama harus berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah jelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H