Pangkalpinang -- Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bangka Belitung (HMI Babel) meminta Pemerintah Kabupaten Bangka Barat perhatikan kondisi masyarakat dan potensi alam lain, selain batu granit yang ada di bukit kukus Muntok.
Isu mengenai peledakan bukit kukus memang menjadi hal yang tidak terbantahkan. Pro dan kontra terjadi di kalangan masyarakat. Namun Anja Kusuma Atmaja selaku Ketua Umum HMI Babel meminta pemerintah setempat lebih memperhatikan efek dan dampak yang akan terjadi bila pertambangan di bukit kukus tetap dilakukan.
Dalam rapat internal pengurus HMI Babel, Anja menyampaikan kepada ketua bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Babel untuk terus mengawasi persoalan yang terjadi di masyarakat, karena masyarakat Bangka Belitung membutuhkan pihak-pihak yang pro terhadap rakyat, termasuk persoalan yang sedang terjadi di Bangka barat mengenai isu bukit kukus yang akan dijadikan area pertambangan oleh salah satu perusahaan.
Anja menjelaskan, Setiap ada kebijakan dari pemerintah, selalu ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Untuk hal ini masyarakat takut jika pertambangan bukit kukus dijalankan akan berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan, Â bahan peledak akan memberikan efek berbahaya bagi kondisi alam yang dekat dengan perumahan warga, dan tentu akan sangat merugikan jika hal tersebut terjadi.
"Kita pernah mengawasi persoalan yang terjadi di Desa Tanjung Gunung Bangka Tengah beberapa waktu lalu, dan masyarakat desa tersebut mengeluh atas aktivitas tambang yang meledakkan bukit di sana sehingga membuat rumah warga rusak akibat getaran yang terjadi pada peledakan tambang" ucapnya.
"Saya khawatir jika pertambangan bukit kukus ini tetap diberikan ijin operasional maka akan menimbulkan banyak polemik, dan itu sangat tidak kita inginkan", tambah Anja.
Ia melanjutkan, kita ingin pemerintah Bangka barat  betul-betul serius menimbang potensi alam di bukit kukus, jika lebih baik untuk dijadikan destinasi wisata maka jangan merusak keindahan alamnya, karena kalau terjadi eksploitasi di bukit kukus, anak cucu keturunan kita di sana nanti tidak bisa menikmati keindahan alamnya, dan itu merupakan dampak dari keegoisan.
Namun jika pemerintah tetap bersikeras dan tidak mengindahkan permintaan masyarakat setempat untuk melindungi potensi wisata sebagai salah satu aset yang bisa dijadikan pendapatan daerah, maka HMI Babel akan tegas menghadapi kasus ini agar kebijakannya tetap dengan pro kepada masyarakat setempat.
"Boleh saja kita menarik investor untuk berinvestasi ke daerah kita, namun jangan dinilai dari satu sisi saja, harus ada sisi lain dan perhatikan dampak berkepanjangan nanti, jika industri ini memang berdampak positif bagi masyarakat, industri hulu dan hilirnya dibangun, dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan, bisa dipertimbangkan namun sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat", tutup Anja mengakhiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H