Mohon tunggu...
Wulan Rahmadani
Wulan Rahmadani Mohon Tunggu... -

menyejarah melalui kata.. menjadi insan bermakna.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nikmatnya Sakit

26 Mei 2013   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:01 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="pict source: google"][/caption] Bismillahirrahmaanirrahiim..

Allah, cintai aku dengan rengkuhan mahabbah kepada-Mu.. Sirami aku dengan kasih sayang-Mu.. Beri aku kekuatan untuk tetap istiqomah diatas koridor syariat-Mu..

***

Sore kemarin, ketika aku memiliki waktu lengang seperti sekarang ini, kubuka akun facebook ku. Berharap ada info atau ilmu baru yang bisa kudapat dari pesan group yang aku ikuti. “Indahnya sehat, Nikmatnya sakit..”, begitu bunyi status temanku yang kubaca kemarin. Hening. Tiba-tiba semua seolah hening. Ada kesan lain ketika aku membaca status ini. Ya, indahnya sehat, nikmatnya sakit. Kalimat sederhana namun penuh makna ini seakan mendorongku untuk tahu lebih banyak akan penggal ke-2 dari kalimat tersebut, “Nikmatnya sakit”..

***

Aku yang saat itu masih terbaring lemah di tempat tidurku, karena sakit ringan yang kualami, mencoba kembali mengingat-ingat, kenikmatan apa yang kudapat dari sakitku. Berkaca pada logika, bercermin pada perasaan. Ah, sulit sekali menemukannya. Namun aku tak ingin menyerah begitu saja, aku masih ingin terus mencari.

***

Lembar demi lembar episode kehidupan yang telah kulalui, satu persatu memori yang pernah ada, kembali aku buka, aku cermati, aku ingat-ingat kembali. Tanda Tanya besar benar-benar masih bersarang di hatiku. Seperti apa sakit yang “nikmat” itu?? Ingin sekali rasanya segera kudapatkan jawabannya. Aku masih mencari dan terus mencari. Nah, itu dia. Ya, aku ingat. Masa sakit yang kualami ketika aku berseragam putih-biru dulu, yang menghalangiku untuk bisa belajar dan bersama-sama teman menimba ilmu di sekolah. Hampir 1 bulan, ingat sekali aku. Hmm ada yang aneh sepertinya. Entah kenapa, dulu aku bisa menikmati masa sakitku itu. Oh, mungkin karena aku terlalu berfikir positif. Ya, aku ingat. Dulu aku selalu berfikir positif dengan hal yang kualami, termasuk masa sakitku itu. Dulu aku berfikir bahwa, “mungkin kalo aku ga sakit kaya gini, aku bisa pergi kemana-mana, tapi mungkin bisa aja aku kecelakaan, trus sakit yang aku dapet mungkin lebih parah ini”, kenangku.

***

Ah, malu aku dengan diriku sendiri. Dulu aku bisa berfikir sebijak itu. Tapi kenapa sekarang?? Ya Allah, ada yang hilang dari diriku. Ada apa dengan diri ini?? Apa karena diri ini sudah terlalu jauh dari-Mu?? Wahai Dzat Pemilik Hati, ampuni aku.. ampuni aku.. Astaghfirullahl’adziim.. tak henti aku ucapkan kalimat itu. “Ya Rabb..” lirihku. Tak kuasa aku melanjutkan kata-kataku. Air mata pun memaksakan dirinya untuk keluar dari mataku. Sehina itukah aku?? Sekotor itukah diriku?? Ya Allah…

***

Di sela-sela tangis, sedikit demi sedikit rasa ingin tahuku terjawab sudah. Aku tahu sekarang, aku faham sekarang. Mungkin itu maksudnya. Sakit akan terasa nikmat bila kita menerimanya dengan ikhlas, lapang dada dan tidak mengeluh. Sakit akan menjadi nikmat bila kita masih bisa berfikir positif akan kehendak-Nya. Subhaanallah. Indah nian scenario-Mu Ya Allah. Kau sadarkan aku dengan cara yang indah. Aku ingin kembali menjadi aku yang senantiasa mengingat-Mu Ya Allah, yang tidak mengeluh akan sakitku, yang bisa dengan ikhlas dan lapang dada menerima kehendak-Mu.. Ampuni aku Ya Rabb..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun