Mojokembang, Mojokerto - Pada tanggal 12-23 Januari 2025, Sub kelompok 01/R15 yang beranggotakan Rafael Putra Dinata, Jazilatus Saida, Wulan wahyuningtyas, Natasya Amalia, Alevia Risqotul bersama Bapak Zida Wahyuddin, S.PD,. M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan dari Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. Melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Mojokembang, kec. Pacet, Kab. Mojokerto menemukan cara pengolahan limbah dan hasil bumi dari Beras Menir. Melalui program ini, Kelompok KKN R15 Sub Kelompok 1 tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Dalam upaya mengurangi limbah dan memanfaatkan potensi sumber daya lokal, para mahasiswa yang tergabung dalam Sub Kelompok 1 berhasil menciptakan inovasi baru. Limbah beras menir yang selama ini terbuang percuma atau yang biasa dijadikan pakan ternak, kini dapat diolah menjadi sabun mandi alami.
Proses pembuatan sabun dilakukan dengan memanfaatkan limbah beras menir yang dicampur larutan lye (campuran air distilasi dan bubuk NaOH) dan juga minyak kelapa sebagai bahan alaminya. Dalam sabun ini dipercaya dapat memberikan berbagai manfaat seperti melembapkan kulit, menghilangkan sel kulit mati, dan mencerahkan kulit. Menurut Bu Mujiana "Kami sangat bangga dan senang bisa diajak berkontribusi dalam pengembangan inovasi ini. Selain membantu mengurangi limbah, sabun ini juga ramah lingkungan dan memiliki khasiat baik untuk kulit," ujar Ibu Mujiana selaku Ketua Ibu-Ibu PKK Desa Mojokembang
Rencana ke depan, mahasiswa UNTAG Surabaya akan terus berinovasi dan mengajak warga untuk ikut serta dalam proses produksi sabun batang ini. Dengan semangat gotong royong, di harapkan produk ini dapat di produksi secara massal dan membantu perekonomian warga sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI