Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Garudaku di cabik tangan durjana
Dadanya dihujam oleh kekejian
Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Jenderal ku direnggut dengan kejam
Nyawanya melayang tanpa belas kasihan
Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Jeritan anak-anak yang kehilangan ayah
Tak dihiraukan mereka yang durjana
Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Bumiku bermandikan darah
Kesedihan menyelimuti udara negeriku
Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Negaraku benar-benar diguncang
Oleh kepentingan-kepentingan tak wajar
Mengoyak Pancasilaku tanpa ampun
Tetapi dia tetap tegar
Berdiri kokoh sampai hari ini
Karena kami semua adalah tiang penyangganya
Takkan membiarkan dia tersungkur ke tanah
Agar nyawa jenderal ku tak melayang sia-sia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H