Mohon tunggu...
ELPIDA YANTI
ELPIDA YANTI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah salah satu cara mengungkapkan isi hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demi Secuil Kebahagiaan

2 Juli 2023   09:08 Diperbarui: 2 Juli 2023   09:10 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesosok tubuh mungil berdiri di kejauhan
Memandang kerumunan orang
Yang riuh menyaksikan
Hewan-hewan yang tumbang satu persatu

Pakaian lusuh melekat di badannya
Membuatnya risih bergabung
Hanya satu tanya yang melekat di pikirannya
Akankah ada bagian untuk di bawa pulang?

Keriuhan semakin menjadi
Tapi dia tetap bergeming
Seakan tak terusik dengan keadaan
Hanya matanya awas memandang sekeliling

Tibalah waktunya
Bungkusan berpindah ke tangan-tangan yang terulur
Mengganti secarik  kertas kecil
Dengan sebungkus daging

Kerumunan pun berangsur hilang
Hanya beberapa orang saja yang tersisa
Sosok kecil itu perlahan mendekat
Ada rasa was-was
Ada rasa takut
Perlahan memungut sisa-sisa daging berserakan

Dengan langkah kecilnya
Dia berlari pulang
Dengan genggaman tangan kecilnya
Membawa seonggok sisa yang terkumpul
Berharap ibu memasak untuk hari ini 

Agar bisa merasakan secuil kebahagiaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun