But, be very carefull. Media sekarang pun banyak sekali yang kampret. Banyak yang suka menggiring opini masyarakat sesuai dengan keinginan si penggiring opini itu. Padahal mungkin saja faktanya ngga seperti itu. Dengan adanya penggiringan opini, akhirnya opini masyarakat kebawa. Jadilah bukan fakta yang berbicara. Solusinya, cari tuh pembanding-pembanding dari media lainnya. Misalkan, loe baru aja liat berita tentang caleg A di TV anu. Loe cari lagi tuh misal di internet. Nah dengan cara itu kira-kira loe bisa memilih mana media yang bener-bener netral dan mana media yang berusaha nggiring opini ke arah yang ngga bener. Intinya jangan mudah percaya ama media. Apalagi media-media sekarang banyak yang terkesan lebay dalam menyiarkan segala sesuatu. Masa wakil rakyat makan di warteg aja diliput, disiarin gila-gilaan di tivi? Gue pernah baca berita, Soeharto tidur di rumah penduduk sampai penduduk itu ngga tau kalo itu presiden RI, dan ngga ada satupun media yang meliput. Intinya, jadilah pemuda-pemudi yang cerdas jangan mudah digiring oleh media-media kampret. Cari berita dari berbagai sumber. Bandingin. Biar ngga memandang sesuatu dari satu sisi aja. Jadi pas jagoan loe ada yang mengkritik loe ngga bakal kebakaran jenggot. Karena loe tau faktanya kalo jagoan loe juga punya salah. Sekarang itu banyak masyarakat yang kampret. Kalo jagoannya dikritik, malah menghujat. Seakan-akan jagoannya itu dewa yang ngga pernah punya salah (You know who I mean).
Soal golput, gue punya pendapat gini. Mungkin elo muak, benci, marah, sebel, ngga cucok, dengan keadaan politik negara ini, tapi kalo semua orang berfikiran kaya elo, terus siapa yang mau memimpin? Belum lagi kalo elo golput, suara elo disalah gunakan oleh orang-orang yang ngga bertanggung jawab. Kalo elo doang itu ngga ngaruh. Lah misal ada 1000 elo? 1 juta elo? Bisa berabeh tuh suara. Apapun alasannya, golput ngga akan nyelesaiin masalah. Justru kemungkinan besarnya akan menambah masalah. Itu negara udah ngeluarin triliyunan rupiah lho demi terselenggaranya pemilu. Masa elo sekali selama lima tahun aja ngga mau milih? Apakah itu cerminan warga negara yang baik?
Soal milih yang penting dapet bayaran. Jangan pernah berharap pemimpin-pemimpin kita bersih, kalo elo milih mereka karena duit. Itu kuncinya. Politik uang jelas udah diatur dalam undang-undang. Ngga boleh. Mereka jelas-jelas udah ngelanggar. Kalo elo masih aja milih mereka, elo milih orang yang udah jelas-jelas salah langkah dari awal. 20 ribu, mungkin paling tinggi 50 ribu. Itu sama sekali ngga sebanding dengan akibat yang nanti bakal diterima selama 5 tahun kedepan. Mereka bisa korupsi untuk menutupi modal yang udah dibayarin ke elo-elo pada. Mereka bakal menjadikan proyek-proyek yang seharusnya untuk kepentingan rakyat justru untuk menebalkan kantong mereka, dlsb.
Inti dari tulisan gue, jadilah pemuda-pemudi Indonesia yang cerdas. Memang gue akui wakil rakyat kita banyak yang memuakkan. Nah makanya untuk sedikit mengurangi itu, marilah kita ikut berpartisipasi. Paling ngga kaya yang udah gue sebutin tadi. Karena ngga semua wakil rakyat itu memuakkan. Masih buanyak wakil rakyat yang memang kerjanya bagus dan keren integritasnya. Nah tugas kita itulah untuk menemukan dan menentukan yang bagus- bagus itu. Jangan pernah salahkan wakil rakyat kita yang pada bobrok, kalo kita sendiri aja tidak pernah ikut berpartisipasi mengurangi kebobrokan itu. Bisa saja kebobrokan para anggota dewan itu karena kesalahan kita terdahulu. Jangan lupa 9 April 2014, “Datang, pilih, coblos, celup”. Untuk Indonesia yang lebih baik. MERDEKA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H