Ini menarik, pilkada DKI Jakarta ibarat pertarungan anak membela orang tuanya. Di poros Teuku Umar ada anak ideologis dari bu Mega yaitu Ahok-Djarot yg siap bela ide-ide mamanya. Di poros Cikeas ada anak kandung dari SBY, Agus Yudhoyono yg siap membela bapaknya. Di poros Kertanegara/Hambalang ada anak ideologis dari pak Prabowo, Sandiaga Uno yg berpasangan dengan Anies Baswedan siap bela bapaknya.
Seru, pilkada berasa pilpres 👏🏻👏🏻👏🏻
Sangat disayangkan Agus Yudhoyono harus mundur dari TNI di usia muda, saat gemilang karir TNInya. Ketika banyak anggota muda TNI yg ingin karirnya seperti Agus, dia malah mundur dari TNI dan memilih bertarung di pilkada DKI Jakarta yg belum tentu dia menang. Bahkan karirnya di TNI bisa melejit seperti Tito Karnavian di Polri jika Agus memilih bertahan di TNI. Sebab apa tujuan orang berkarir di TNI jika tidak menginginkan menjadi Panglima Jendral?, semua anggota TNI pasti menginginkan jabatan Panglima Jendral. Jadi serasa percuma sudah modal karir dan gelar pendidikan yg tinggi di TNI tapi mundur gara2 jabatan politik yg belum pasti. Seharusnya Agus Yudhoyono tunggu moment yg pas ketika sudah menjabat Panglima baru terjun ke politik biar afdol ilmu TNInya.
Selanjutnya adalah, kali ini untuk kesekian kalinya saya melihat sifat kenegarawanan dari bapak Prabowo Subianto. Beliau memilih Anies Baswedan dan memilih membuang sifat ego dan kebencian pada Anies. Anies adalah relawan Jokowi dan Anies sangat menyudutkan Prabowo waktu pilpres 2014. Air tuba dibalas dengan air susu. Prabowo selalu membuang sifat bencinya dan selalu memilih anak terbaik bangsa untuk masa depan Indonesia yg lebih baik.
Penulis :
Muhammad Saddam Elake
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H