Produksi sampah di daerah kota-kota besar sering kali membludak, setiap harinya produksi sampah bisa mencapai ribuan ton sampah. Persoalan sampah ini kerap kali menjadi masalah di daerah perkotaan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) semakin menggunung tetapi distribusi sampah ke pengelolaan kurang maksimal. Hal ini menyebabkan sampah tidak berkurang. Bau tidak sedap dan lingkungan yang kumuh menimbulkan berbagai keluhan dari warga sekitar TPA yang merasa tidak nyaman dan membahayakan kesehatan.
Surabaya sendiri merupakan kota besar yang menjadi pusat perdagangan dan jasa. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan meningkatnya produksi zat buangan/sampah hasil samping dari berbagai aktivitas yang dilakukan penduduknya. Akibatnya, sampah di beberapa TPA Surabaya tidak bisa terkontrol dengan baik. Kota Surabaya awalnya memiliki 2 TPA, yaitu TPA Keputih dan TPA Lakarsari.Â
TPA Keputih memiliki lokasi di Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya Timur. TPA Keputih mulai beroperasi pada tahun 1970. Namun, pada tahun 2001 mulai ditutup dikarenakan tingkat pencemaran dan beban sampah TPA Keputih sudah sangat tinggi. Meskipun telah ditutup bukan berarti masalah sampah dan pencemaran di TPA Keputih telah hilang. Lahan bekas TPA Keputih masih mengandung zat pencemar, seperti gas mentana, logam berat, dan merkuri lain yang tertahan di tanah. Bahkan sering terjadi kebakaran dan ledakan diatas tanah timbunan sampah  yang menghasilkan lepasan gas beracun ke udara. Lantas banyak sekali laporan warga daerah TPA Keputih yang terjangkit penyakit saluran pernapasan. Selain itu pencemaran air juga menimbulkan momok penyakit bagi warga sekitar baik gangguan pencernaan maupun penyakit kulit lainnya.
Permasalahan TPA Keputih menjadi fokus utama Kota Surabaya untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dari berbagai riset dan peninjauan dari berbagai sumber ditemukan bahwa lahan bekas TPA Keputih dapat dimanfaatkan kembali setelah tanah netral atau dalam artian lahan telah aman. Setelah tingkat pencemaran tanah di TPA Keputih mulai berkurang maka bisa dimulailah project pemanfaatan dan penataan lahan bekas TPA menjadi sebuah Taman kota yang diberi nama Taman Harmoni.
Taman Harmoni dengan luas kurang lebih 40 hektar pada tahun 2019 disahkan langsung oleh mantan walikota, Ibu Tri Rismaharini sebagai taman terbesar di Surabaya. TPA Keputih yang menimbulkan berbagai masalah kini berubah total menjadi taman kota yang memiliki banyak manfaat.Â
Taman Harmoni bukan hanya sebagai taman untuk memperindah kota, Taman ini memiliki berbagai fungsi yang menarik. Pertama, fungsi rekreasi banyaknya tanaman dan berbagai fasilitas taman seperti gazebo dan taman bermain dapat menjadi tujuan utama masyarakat surabaya melepaskan penat dari hiruk pikuk Kota Surabaya yang padat. Spot foto di berbagai sudut taman juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kedua, fungsi edukasi berbagai jenis tanaman mulai dari macam-macam bunga dan tanaman menjadi sumber edukasi mengenai flora, terdapat papan informasi dari setiap jenis tanaman yang dapat memberikan insight baru bagi pengunjung. Perlu diketahui tanaman yang ditanam di taman harmoni bukan hanya bunga indah untuk spot foto tetapi tanaman yang memiliki fungsi untuk mereduksi pencemaran dari tanah di wilayah itu sendiri. Berdasarkan sumber langsung dari pengawas Taman Harmoni, Bapak Sukardi mengatakan bahwa di bawah lahan Taman Harmoni masih tertimbun sampah kurang lebih sekitar 2 meter. Ketiga, fungsi olahraga tersedia lajur lari dan jalan kaki bagi pengunjung yang ingin berolahraga, suasana rindang dan sejuk mendukung aktivitas olahraga terasa lebih menyegarkan.Â
Mengetahui Taman Harmoni memiliki banyak fungsi bagi masyarakat pastinya tidak luput dari cerita dibalik proses panjang terbentuknya Taman Harmoni. Dalam wawancara bersama pengawas Taman Harmoni, Bapak Sukardi menceritakan bahwa setelah TPA diratakan sebelum didirikan langsung taman, di sepanjang pinggir lahan diinisiatifkan untuk ditanami bambu, tujuannya agar tidak didirikan rumah-rumah liar oleh warga yang dapat menyebabkan lingkungan menjadi terkesan kumuh. Setelah ditanami hutan bambu untuk meratakan bekas sampah diambillah tanah dari kerukan sungai terdekat. Kemudian, mulai dirintis dengan menanam tanaman pelindung dan membuat jalan setapak untuk rute taman. Beberapa bulan kemudian satu demi satu mulai dibangun dan dilengkapi fasilitas taman, fasilitas taman sendiri juga mendapat bantuan modal langsung dari pemerintah dan pihak swasta yang bekerjasama.
Taman Harmoni bukan hanya menjadi bahan pembicaraan hangat dari warga lokal Surabaya saja. Akan tetapi, setelah Taman mulai terkoordinasi dengan baik hampir tiap 2 minggu bahkan sebulan sekali, Taman Harmoni mendapat kunjungan langsung dari luar negeri untuk membuktikan langsung  bahwa benar adanya TPA yang kumuh itu bisa berubah drastis menjadi taman kota yang menarik. Salah satu contohnya pada bulan oktober tahun 2020, Taman Harmoni didatangi langsung oleh dubes meksiko yang memberi tanggapan langsung terhadap pembangunan Taman Harmoni. Keberhasilan berdirinya Taman Harmoni menjadikan Kota Surabaya mendapatkan perspektif baru menjadi smart city.Â
Dapat dilihat bahwa TPA yang tidak bernilai dan dianggap mengganggu keindahan kota dengan segala riset dan usaha dapat diubah menjadi Taman kota indah yang memberikan banyak manfaat bagi sekitarnya, bukan hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga membantu ekonomi warga dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru baik dari berjualan makanan hingga jasa parkir. Sejauh ini menurut tanggapan dari wawancara dengan pihak pengawas Taman Harmoni, Sementara waktu hingga tahun ini belum ada program tambahan untuk pengembangan taman. Rencana akan ditambahkan spot lain seperti mini zoo namun masih mempertimbangan anggaran dan kebijakan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H