suka K-Pop ya?"
"Kamu sekarang"Tiap hari statusnya BTS terus nih.."
"K-pop terus... Ngga dimarahin suami??"
Gini banget ya.. seneng sama idol Kpop diusia yang ngga lagi muda, sudah bersuami dan punya anak. Padahal menjadi seorang K-popers (penyuka K-pop) itu sama saja loh seperti bapak saya yang suka Rhoma Irama, tiap hari yang didengarkan lagunya Rhoma Irama lagi dan lagi. Sama seperti suami saya yang suka Cristiano Ronaldo. Sama seperti tetangga saya yang suka Denny Caknan. Sama... cuma beda subjek yang disukai saja.
Tapi kenapa..kok cuma yang suka K-pop aja yang banyak dinyinyirin. Tentu saya punya jawaban untuk semua pertanyaan di atas. Jawaban untuk pertanyaan pertama "Kamu sekarang suka K-pop ya?"Â Padahal aku udah dari jaman kuliah dengerin K-pop, sekitae 2011 karena nonton 2PM lagu hand Up.Â
Jadi bisa dibilang sejak K-pop generasi 2 jaman Suju, SNSD, 2PM, Bigbang ,cuma dulu belum ada sosial media yang punya fitur story bisa buat posting foto atau potongan clip lagu mereka saja. Jaman dulu buat ngefangirling tidak mudah seperti sekarang yang bisa dengerin di platform music atau nonton youtube. Kita harus ke warnet dulu download lagu-lagu mereka.
Yang kedua, "Statusnya BTS mulu!" Ya gimana saya ngga suka curhat di story WA. Ngga ada yg harus dipamerin juga... dan saya lebih senang mengupload potongan lagu yang bikin saya semangat seharian. Mendengarkan lagu mereka itu menjadi coping mechanism yang dapat membantu dalam menjaga kesehatan, terutama secara emosional.
Ketiga, "Ngga dimarahin suami?" Ya nggak dong.. kan tau batasan. Lagian kan cuma suka dengerin musik dan karya mereka. Bukan melakukan tindakan kriminal atau lagi nilep duit negara. Lagi-lagi kita harus tahu batasan, boleh ngefans tetapi kita juga harus tetap ingat tugas kita sebagai ibu, tanpa mengganggu aktivitas yang lain tentunya.
Jadi, normal kok ibu-ibu suka K-pop. Nggak ada yang salah, banyak juga yang udah berumur. Ada yang terang-terangan macam saya. Ada yang ngga pernah nyetatus di sosial media tentang idol mereka.
Sebenarnya banyak  hal - hal positif juga yang bisa kita ambil, ngga cuma buat hiburan saja.
- Termotivasi melakukan hal yang positif
Saya jadi suka baca lagi ketika tau Kim Namjoon (leader grup BTS) hobi baca, dan beli beberapa buku yang sudah dia baca. Saya berani bermimpi Kembali saat melihat perjuangan mereka menjadi seorang idol. Saya juga lebih disiplin melihat mereka sangat disiplin dalam berlatih. Saya menjadi jarang ghibah, soalnya ya lebih suka dengerin lagu mereka daripada membicarakan hal yang tidak jelas apalagi ghibahin orang. - Belajar budaya dan bahasa asingÂ
Secara tidak langsung Ketika kita nonton konten-konten K-pop, kitab isa belajar budaya mereka dan juga bahasa mereka, karena kontennya tentu berbahasa korea. dengan subtitle bahasa inggris dan kita harus mencerna dengan bahasa Indonesia. Gimana ngga jadi pinter tuh.. hehe... - Punya banyak teman
Sejak suka K-pop tentu teman sesame penggemar semakin banyak. Kita bisa ngobrol bareng mereka melalui Instagram, twitter dan media sosial lainnya. Sampai -sampai pernah ketemu salah satu dari penfggemar BTS juga, sekarang menjadi teman baik di dunia nyata.
Terakhir jadi temenan sama guru dari anak saya. Waktu lagi ada acara sekolah, bu guru ini galau karena acaranya ngga selesai-selesai. "Jam 4 sore nanti ada konser BTS live di weverse, aduh..gimana nih.."
Sontak aku yang mendengar di depan ibu guru tersebut langsung berdiri. "Loh..bu.. Army juga?" tanyaku spontan dan  tanpa sadar kita langsung tos tangan dua sambil tertawa.
Sekarang tiap jemput anak kalau ketemu bu gurunya selalu nyapa "Hey..bestie...."