Membicarakan tentang manajemen diri atau biasa disebut self-management merupakan salah satu dari komponen pembelajaran sosio-emosional (learning sosio-emosional) berdasarkan penjelasan casel. Menurut casel, self-management adalah kemampuan untuk berhasil mengatur emosi, pikiran, dan perilaku seseorang dalam situasi yang berbeda. Manajemen diri berkemampuan untuk mengatur stres, mengendalikan impuls, dan memotivasi diri sendiri. Dalam artian semua yang berkaitan dengan emosi diri sendiri di kontrol olwh manajemen diri ini, agar diri mampu untuk mengendalikan dan dapat berbuat sesuatu yang baik secara kadarnya.
Melatih manajemen diri untuk membuat diri menjadi baik dan berprestasi paling baik dilakukan di sekolah. Karena disekolah diri akan mampu mengontrol, melatih dengan aktifitas yang dilakukannya. Seperti halnya di sekolah akan belajar tidak hanya seorang diri, akan tetapi bersama teman-teman, sehingga timbul kewajiban untuk menghargai satu sama lain dan tidak boleh marah-marah kpada teman maupun guru. Dengan adanya peraturan dan merupakan suatu kewajiban jika anak marah atau bersikap kasar kepada teman maupun guru ia akan mendapat nilai buruk atau bahkan tidak akan naik kelas. Sehingga, dari situ anak akan melatih dan mengontrol dirinya untuk tidak berbuat kasar agar selalu mendapat nilai baik. Disitulah prestasi anak terlatih menjadi baik.
Indikator manajemen diri terdiri dari (1) kontrol impuls: untuk mengontrol kemauan yang selalu hadir padanya. Merupakan suatu untuk menunda keinginan pada waktu berikutnya. Agar nafsu atau keingin yang selalu hadir tidak seterusnya dituruti dalam waktu yang sama. Karena keinginan itu selalu hadir terus menerus tanpa memikirkan situasi dan kondisi. Melalui kontrol impuls ini diri akan mampu untuk mengontrol semua keinginan itu agar dapat tertata dengan rapi dan terpenuhi berdasarkan kebutuhannya.
(2)manajemen stres. Dapat dilatih oleh seorang guru melalui diskusi dan implementasi. Merupakan suatu usaha untuk melatih anak dalam menempatkan stres pada waktu dan tempat yang benar. (3) disiplim diri. Membuat seseorang untuk mengatur atau mengendalikan perasaan dan impuls diri. Bertujuan membuat anak menjadi lebih fokus pada tujuan diri sendiri seperti juga fokus pada cita-cita. Dengan fokus terhadap disiplin diri membuat anak mampu untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
(4)penentuan tujuan. Anak dilatih untuk menentukan tujuan sebelum ia melakukan sesuatu. Agar ap yang dilakukannya tidak ada kata sia-sia. Dengan menentukan tujuan, seorang anak bisa lebih fokus dalam bertindak dan membuat ia menjadi sukses dalam segalanya. (5) motivasi diri. Ini merupakan hal yang sulit. Banyak orang beranggapan motifasi itu dari orang lain. Padahal motivasi dapat diperoleh oleh diri sendiri. Seorang guru wajib untuk selalu mengajarkan pada anak untuk memiliki motivasi dari diri sendiri. Dengan adanya motivasi anak mampu mewujudkan tujuan dengan semangat dan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H