Mohon tunggu...
Elok FirdausAprilia
Elok FirdausAprilia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Uin Malang

Asli kelahiran Banyuwangi yang melanjutkan kuliah di Malang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengaitkan Emosi Anak dengan Film "Inside Out"

24 Februari 2019   22:10 Diperbarui: 24 Februari 2019   22:25 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil dari pengamatan dalam film 'inside out' diceritakan bahwa manusia memiliki 5 pokok emosi, yaitu joy (senang), anger (marah), sadness (sedih), disgust (jijik), dan fear (takut). Dari kelima macam emosi pokok, senang adalah emosi utama. Di dalam film tersebut terdapat tokoh utama Riley, seorang anak kecil berusia 11 tahun yang dibawa orang tuanya pindah ke San Fransisco meninggalkan segala kenangan kecilnya di Minnesota.

Akibat dari itu, membuat emosi dirinya tidak stabil, terutama sadness. Namun, joy selalu mencari cara untuk membuat Riley bahagia, dengan mengingat masa-masa bahagianya. Joy yakin Riley mampu mendapatkan kebahagiaan baru di San Fransisco. Akan tetapi kenyataannya, sedih selalu mengusik untuk menunjukkan dirinya. Pada akhirnya emosi senang dan sedih terlempar dari inti. Sehingga yang tersisa di inti hanya emosi marah, takut, dan jijik. Dari ketiga emosi tersebut mengakibatkan Riley tidak bisa tersenyum, selalu marah-marah hingga membuat semua yang ada pada Riley hancur. Seperti keluarga, sahabat, hoki, taman bermain, dan lainnya.

Dari sisi lain, Joy dan Sadness selalu berusaha keras untuk dapat kembali ke inti, untuk mengembalikan kebahagiaan Riley. Selain dari emosinya sendiri, papa dan mama Riley juga berusaha untuk membuat Ia kembali bahagia. Karena orangtuanya sudah merasakan adanya perbedaan dalam diri anaknya itu.

Usaha itu memang sangat sulit dicapai. Berkali-kali ayah dan mama malah terkena marahnya Riley. Begitupun Joy dan Sadness yang berkali-kali gagal. Karena untuk dapat kembali ke inti, mereka harus melewati tempat-tempat kebahagiaanya. Seperti keluarga, sahabat, hoki, dan taman bermain.

Akan tetapi satu-persatu tempt kebahagiaan itu hancur. Joy dan sadness tidak menyerah. Hingga pada akhirnya mereka bertemu dengan teman imajinasi Riley, dan dialah yang mampu membantu joy dan sadness kembali ke inti. Setelah keberhasilan joy dan sadness kembali ke inti, kerja emosi Riley diambil alih oleh Joy, dan kebahagiaan Rileypun kembali.

Cerita di atas adalah cerita yang menggambarakan Emosi seseorang. Bahwa seseorang mempunyai 5 emosi pokok, dan senang adalah yang pling utama, yang tidak akan bisa dihancurkan.

Dari cerita tersebut, saya tarik kesimpulan. Bahwasannya, seburuk-buruk manusia, dia akan kembali pada kebaikan atau kebahagiaan yang akan membuat orang lain bahagia juga.

Dalam cerita tersebut sang papa dan mamanya berusaha untuk membuat Riley bahagia dari kecil. Didikan orangtua Riley sangat baik. Karena didikan seorang papa dan mama sangat berpengaruh untuk masa depan anak, terutama untuk penghasilan anaknya di usia bekerja.

Jika dikaitkan dari hasil study Jurnal JAMA pediatrich yang menjelaskan bahwa anak laki-laki yang berusia 6 tahun sering membuat onar atau masalah di kelas mnandakan bahwa ia akan menghasilkan uang sedikit di usia bekerjanya.

Selain itu hasil penelitian beberapa tim peneliti, seperti ilmuan dari Carneige Mellon University, University College Dublin, University of Montreal, dan lain-lain. Juga melibatkan guru taman kanak-kanak untuk menilai berdasarkan konsentrasi, oposisi, agresif, hiperaktif,dan prilaku prososial yang bermanfaat bagi orang lain.

Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kurangnya konsentrasi dalam kelas berakibat penghasilan yang akan diperolehnya kurang dari $17.000 AS per tahunnya dan perilaku prososial dalam kelas berakibat penghasilan yang diperolehnya lebih dari $12.000 AS pertahunnya.(Syafrina Syaaf, Beritagar. 16 Februari 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun