Mohon tunggu...
Elok Azizatul Maqhfiroh
Elok Azizatul Maqhfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa fakultas kedokteran universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 UNEJ Kelompok 31: Digitalisasi Umkm Pot Sabut Kelapa Di Era Pandemi Covid-19

25 Agustus 2021   21:14 Diperbarui: 25 Agustus 2021   21:19 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 31: Digitalisasi Umkm Pot Sabut Kelapa Di Era Pandemi Covid-19

Gambaran singkat potensi desa 

            Desa Paleran merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Demografi jumlah penduduk di desa Paleran menurut data Badan Pusat Statistik yang diupdate terakhir tanggal 12 Maret 2015 mencapai 13.484 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 6.695 jiwa dan perempuan 6.789 jiwa.

            Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa Paleran adalah sebagai petani, pekerja bangunan dan pekerja serabutan. Namun juga terdapat beberapa penduduk yang mengembangkan usahanya di bidang  jasa dan kerajinan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Usaha dibidang  jasa meliputi usaha konveksi, penjaga toko sembako dan kuliner serta untuk usaha dibidang kerajinan seperti usaha pot sabut kelapa milik Bapak rudi.

            Pemasaran usaha pot sabut kelapa tersebut selama ini didalam wilayah desa Paleran sendiri. Adapun sistem pemasaran usaha pot sabut kelapa milik pak Rudi ini masih bersifat konvensional. Penggunaan media sosial dan sarana penjualan marketplace perlu dimanfaatkan sebagai alat dan sarana untuk mempromosikan suatu produk kepada para konsumen yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia tanpa menguras banyak biaya.

            Berawal dari  pembuatan serbuk kelapa/ cocopeat yang digunakan sebagai media tanam untuk usaha pembibitan Pak Rudi, proses ini menghasilkan limbah serabut kelapa yang tidak bernilai. Potensi ini terbaca oleh Bapak Rudi sendiri pada tahun 2018 dengan mengkreasikan serabut kelapa tersebut menjadi sebuah pot bunga yang unik dan dapat menghasilkan rupiah. Dimana salah satu keunggulan cocopot yaitu bisa menahan air sehingga menghemat penyiraman serta dinilai lebih ramah lingkungan. Modal awal usaha ini berupa membuat mesin sendiri secara manual yang digunakan untuk memisahkan serabut kelapa/ cocofiber dengan serbuk kelapa/ cocopeat yang telah difermentasi. Pot sabut kelapa yang diproduksi dari usaha pot milik pak Rudi  berbeda dengan dengan produk pot sabut kelapa didaerah lainnya, karena didesain sendiri dan di kombinasikan dengan beragam bentuk kawat dan besi yang membuat pot bunganya semakin kokoh dan menarik.

Kelompok 31: Digitalisasi Umkm Pot Sabut Kelapa Di Era Pandemi Covid-19
Kelompok 31: Digitalisasi Umkm Pot Sabut Kelapa Di Era Pandemi Covid-19

Identifikasi Masalah 

            Potensi UMKM dalam perkembangan persaingan bisnis dan promosi belom diupayakan secara maksimal. Permasalahan yang terjadi saat ini berhubungan dengan adanya pandemi covid-19, secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi penjualan usaha pot sabut kelapa di desa Paleran ini. Sistem pemasaran produk pot sabut kelapa yang masih berifat konvensional berpengaruh terdapat jumlah pesanan pot oleh usaha-usaha bunga disekitar wilayah Paleran. Mencermati akan hal ini, maka saya Elok Azizatul Maqhfiroh sebagai mahasiswa KKN Universitas Jember tertarik dalam membantu pelaku usaha di bidang kerajinan ini untuk keluar dari masalah pemasaran yang mempengaruhi  omset penjualan akibat pandemi covid-19 dan mengajak pelaku usaha beserta pegawainya untuk mulai bergerak memasarakan produk hasil karyanya secara online menggunakan marketplace shopee.

Kelompok 31: Digitalisasi Umkm Pot Sabut Kelapa Di Era Pandemi Covid-19
Kelompok 31: Digitalisasi Umkm Pot Sabut Kelapa Di Era Pandemi Covid-19

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun