Kita termenung untuk keadaan saat ini, terus masuk dalam lorong hati yang tak berujung
Kulihat wajahmu pilu menahan keinginan yang mungkin bisa terungkap
Yang takkan pernah bisa kutebak-tebak
Seperti halnya sisa waktuku saat ini, akupun tak tau detik ini, menit ini, waktu ini, esok hari, lusa dan seterusnya masih bernyawa atau tetap tinggal di sandingmu
Duduklah, dengarkan aku yang takkan lagi merasa muda saat semua berubah menjadi milikmu
Duduklah, agar aku merasa ketenanganÂ
Duduklah, jemariku menggigil menggenggam menunggu kau katakan sesuatu padaku
Duduklah, katakan sesuatu, katakan kau tidak akan diam-diam saja selama aku masih bersamamu
Duduklah, akan kuceritakan tentang bait-bait seribu empat ratus enam puluh hari ketika aku mencintaimu
Duduklah, ceritakan tentang bait-bait seribu empat ratus enam puluh hari ketika kau mencintaiku
Kurasa... akhirnya kita berbahagia atau justru berduka