Mohon tunggu...
Lukman Nurhakim
Lukman Nurhakim Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S1 Manajemen STIE Putra Bangsa Kebumen. \r\n\r\nE mail\r\nlukmanbakulwedus@gmail.com\r\n\r\nTelp. 081327148571

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aktivis ’98, masihkah seidealis dulu?

18 Mei 2013   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:24 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lengsernya Presiden Soeharto lima belas tahun yang lalu mengingatkan kita pada aksi demo ribuan mahasiswa. Saat itu mereka menuntut turunnya Presiden Soeharto dengan cara melakukan aksi diberbagai kota di Indonesia. Mereka sangat kritis menyikapi segala kebijakan orde baru yang menurut mereka sudah keterlaluan. Aksi merekapun dibalas sikap represifitas aparat, beberapa Mahasiswa akhirnya tewas dalam kericuhan Mei 1998 tersebut.

Aktivis mahasiswa saat itu sangat muak dengan Soeharto dan kroni-kroninya yang mereka anggap sarang KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Mereka menilai selama tiga puluh dua tahun, Soeharto memerintah dengan tangan besi. Merekapun lebih memilih terjun ke jalan melakukan aksi daripada konsen di bangku kuliah. Tak heran Mahasiswa era ’98 banyak menjadi “mahasiswa abadi” yang tak kunjung lulus meski telah bertahun-tahun kuliah.

Lawan politik Soehartopun tak kuat melawan tindakan rezim Soeharto yang mereka anggap suatu kediktatoran . Hingga banyak diantara mereka yang memilih hidup di luarnegeri dari pada terkekang di Ibu pertiwi. Merekapun bersyukur dengan adanya gerakan para aktivis ’98 yang menuntut pembebasan Tahanan Politik (Tapol) dan Narapidana Politik (Napol).

Tahun berganti tahun, zamanpun berganti. Dahulu mereka masih duduk di bangku kuliah di usia 20-an, sekarang banyak dari mereka yang menduduki jabatan strategis dengan segala macam fasilitasnya. Dahulu mereka sangat aktif orasi di jalan raya mengkritisi kebijakan pemerintah, sekarang sebagian dari mereka banyak yang aktifdidemo juniornya (aktivis mahasiswa sekarang). Dahulu mereka kemana-mana menggunakan bus kota yang sumpek dan pengap sekarang sebagian dari mereka telah nyawan di dalam mobil mewah fasilitas Negara.

Saya sebagai mahasiswa era sekarang berharap tidak semua aktivis ’98 seperti itu, dan saya yakin masih banyak aktivis ’98 yang seidealis dulu. Aku bangga dengan Ibupertiwi tapi muak dengan oknum-oknum penghianat kepercayaan rakyat. Maju terus negeriku!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun